1. Sate Bandeng
Sate bandeng merupakan kuliner yang sudah ada sejak sultan pertama di Banten, Sultan Maulana Hasanuddin (1552-1570).
Sate bandeng yang mirip dengan sate lilit ini terbuat dari ikan bandeng, santan, dan rempah-rempah.
Awal mula munculnya sate bandeng saat sultan ingin makan ikan bandeng. Namun, koki kebingungan karena bandeng memiliki banyak duri yang dapat berbahaya jika diolah secara langsung.
Akhirnya, koki menghancurkan daging bandeng setelah duri ikan itu ditarik, kemudian diolah dan dibakar.
Saat ini, sate bandeng tidak hanya menjadi hidangan bangsawan namun juga masyarakat umum bahkan untuk oleh-oleh.
2. Rabeg
Rabeg merupakan makanan khas Banten yang bahan dasarnya daging dan jeroan kambing. Sepintas, rabeg menyerupai tengkleng.
Namun, kuliner ini memiliki aroma kuat khas Timur Tengah, dengan cita rasa manis, gurih, dan sedikit pedas.
Bagi yang tidak suka daging kambing dapat diganti dengan daging sapi atau mencampurkan keduanya.
Rabeg khas Banten yang bahan dasarnya menggunakan dagingnyaya kambing muda.
Rabeg dapat dijumpai di kedai-kedai makanan Kota Serang dan Cilegon.
Sejarah Rabeg berawal saat Sultan Maulana Hasanuddin, raja pertama Kesultanan Banten, bertandanag di Kota Rabigh, Laut Merah. Ia mencicip hidangan yang terbuat dari daging kambing.
Saat pulang kembali ke Banten, Sultan Maulana Hasanuddin meminta juru masak untuk membuat makanan seperti di Rabigh.