Oleh: Dody Susanto
Direktur Klinik Pancasila
Sesuatu yang permanen dan panen pendukung dalam jagat kontestasi apapun adalah perubahan. Terlebih gagasan menghadirkan revolusi mental bagi sebuah bangsa sebesar indonesia. Kita tidak cukup sekedar jargon untuk indonesia meyakinkan.
Diperlukan upaya-upaya lebih untuk mengangkat potensi laten bangsa menjadi kekuatan raksasa di dunia.
Dalam pemaknaan sumbu daya batin kita perlu revolusi mental untuk memindahkan cara pengelolaan peradaban bangsa dari lapisan " sekedar " menjadi " pembesar".
Historia bangsa memberi bekalan catatan catan mega tentang kiprah bangsa di berbagai bidang dan peran internasional.
Tetapi kita juga harus berani berbenah secara fundamental tentang kelengahan melakukan otokritik terhadap modal perbawa manusia yaitu mental.
Ketidakberhasilan mempercepat perginya kolonialisme dari bumi pertiwi diantaranya karena pemusnahan mental gurem atau bangsa kuli tidak dibangun dengan pendekatan budaya yang terstruktur sistimatis dan masif.
Akibatnya mental gurem terbenam cukup dalam di aras sikap mental bangsa dalam merespon peradaban jaman.
Kita senang menjual komoditi barang mentah ketimbang menghadirkan pengolahan berbasis nilai tambah.
Kita mudah silau dengan sesuatu yang " western" .Kita mudah " gagap" ketika berunding merencanakan perundingan menyangkut " nasional interest " dengan pihak luar.Kita perlu waktu mengusir mental gurem dengan mental digdaya melalui gerakan Bersama Anak Negeri Gelora Gemilang Asa Indonesia atau BANGGA Indonesia dengan GARIS M ajikan atau Gunakan Aset Rakyat Indonesia Sebagai Majikan bukan kuli di negeri sendiri.
Membiasakan sasaran yang tidak fokus, kurang konsentrasi dan memperlama percakapan yang tidak berguna menyebabkan indeks keruwetan masalah melebar tanpa batu penjuru.
Mental ruwet inilah penyumbang terbesar cara bertele tele yang tidak efisien dan efektifnya bangsa ini dalam mendayagunakan sumber daya dalam membangun.
Tidak korelatifnya kenaikan pendapatan rakyat indonesia dengan tingkat kesejahteraan dan kebahagiaan secara umum ditengarai karena mental ruwet penyebab tidak efisien dan bernilai guna sehingga kenaikan gaji bagi aparatur negara dan kenaikan pendapatan swasta termasuk petani nelayan dan pekerja informal tidak sebanding dengan cakupan kebahagiaan.
Kita pangkas mental ruwet dengan mental cepat .Cepat mengkalkulasi peluang , Cepat mematangkan Kerja sama, cepat mengambil peran termasuk cepat mengambil keputusan untuk Indonesia RINGKAS Cepat atau Rajin Inisiatif Nilai Guna Kaya Aneka Solusi Cepat.