Oleh: A. Iwan Dwi Laksono
Ketua Umum Jaringan Kemandirian Nasional (JAMAN)
Belum genap 100 hari jalannya pemerintahan Joko widodo-Jusuf kalla, serangkaian demonstrasi diwarnai aksi intimidasi yang dilakukan oleh aparat keamanan dalam menjaga jalannya aksi unjuk rasa menolak pencabutan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM).
Jaringan Kemandirian Nasional (JAMAN) menilai sepulangnya Presiden Joko widodo pasca rangkaian lawatan luar negerinya harus berbicara didepan publik dan menjelaskan keraguan masyarakat dalam kebijakan kabinet Kerja di sektor energi.
Jika Presiden jokowi berencana mencabut subsidi BBM dan menaikkan harga, harus dijelaskan kepada masyarakat secara detail dan tanpa ditutupi.
JAMAN menyikapi ucapan Presiden Jokowi yang berani mengambil keputusan tidak populer. Sehingga untuk menaikkan popularitasnya dilakukan terobosan dengan tiga kartu penjamin sosial.
Konsep kartu sakti Jokowi ini harus dijelaskan, karena hanya dibagikan dalam 19 daerah dan dana berasal dari Corporate Social Responbility.
Priyo menjelaskan konsep CSR yang dimaksud adalah PT Telkomsel dan Mandiri. Kedua CSR itu sudah lama menjadi rekan kerja bagi Jokowi sejak menjabat gubernur DKI Jakarta.
Keduanya pemain lama, Bank Mandiri menjadi sponsor utama kegiatan seperti Jakarta Marathon dan Telkomsel berupa hibah bus Transjakarta. Akan tetapi perlu ada pengaturan yang benar sehingga bantuan turun secara tepat.
Berdasarkan data dari Kementerian Sosial, jumlah kartu yang akan dicetak untuk tahap awal yaitu periode November-Desember 2014 bervariasi untuk tiga kartu. KKS akan dicetak sebanyak 1.030.028; KIP 157.943; KIS untuk 4.451.508; dan Kartu Simpanan Keluarga Sejahtera yang berupa kartu sim telepon selular sebanyak 1.030.028.
Sehingga JAMAN menegaskan Presiden Jokowi bukan saja berfokus terhadap kartu sakti. Akan tetapi tugas pentingnya dalam menjalankan tri misi Trisakti yakni poin harus mandiri terhadap sektor migas, berantas mafia pajak, dan tangkap mafia migas.
Sebelum Presiden Jokowi mencabut subsidi baiknya lakukan sesuai dengan nawacita dan trisakti yang dijanjikan saat kampanye. Jika tidak maka masyarakat dapat menarik dukungan simpati kedepannya.