News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Menkes ‘Dari SMAN 3 Jakarta Menggelindingkan Pilar Sekolah Gizi’

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Anak, Perempuan dan Pengurangan Kemiskinan Republik Fiji Ms Rosy Sofia Akbar didampingi Direktur Klinik Pancasila Dody Susanto saaat menyaksikan SPEAK (Suara Pelajar Edukasi Anti Korupsi) dan Kantin ADIK-KAKAK Pelajar SMAN 29 Jakarta, saat kunjungan Laboratorium Sekolah Ramah Anak 32 SPIKE SMAN 29.

Oleh: Dody Susanto
Direktur Klinik Pancasila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dengan Revitalisasi UKS kita tumbuhkan Pilar Sekolah Berwawasan Sekolah Gizi, Kantin Adik Kakak dan Kongres Palapa. Ini menjadi tema yang menggelindingkan sebuah perubahan berbasis pemeliharaan kesehatan generasi muda Indonesia. Tema ini pula yang didorong sebuah kesadaran kolektif di kalangan pelajar. Tak ayal, Menkes Prof. Dr. dr. Nila Djuwita Farid Moeloek, SpM menjelajah beberapa sekolah di Indonesia sebagai sebuah keharusan dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan ancaman kesehatan yang merugikan negara khususnya bagi proses pembentukan para peserta didik yang memiliki kesehatan prima.

Keseriusan ini pula yang mendorong wanita kelahiran Jakarta 11 April 1949 itu menyambangi SMAN 3 Jakarta. Di sekolah yang dipimpin Dra. Ratna Budiarti Biomed ini Menkes kabinet Jokowi-JK menjadi landas tumpu berkumpulnya para pelajar SD Cempaka Putih Barat 01 dan SMAN 3 Jakarta. Kesempatan ini wanita yang memiliki nama Nila Djuwita memberikan motivasi terhadap sejumlah persoalan remaja dan ketahanan negara. Nila Djuwita menyatakan keprihatinan terhadap kehidupan generasi saat ini.

Istri dari Farid Anfasa Moeloek ini tegas mendeskripsikan sejumlah pengalaman ketika masih kanak-kanak dan remaja yang hidup tumbuh kembang di Jakarta. Ia juga salah seorang alumni SMAN 3 Tahun 1962 yang tidak berbeda kehidupannya ketika masih usia sekolah. Kebiasaan jajan di warung kaki lima di dekat SMAN 3 Jakarta itu dijadikan acuan pentingnya pola hidup sehat dan bersih. Ia terbiada mencuci tangan sebelum makan dan memperhatikan makanan yang akan dibelinya bukan karena ayahnya seorang dokter.

Ia juga prihatin terhadap daya tahan fisik anak-anak saat ini. Sangat aneh bila anak-anak tak mampu berlari dalam 10 kilometer. Baru lari 3 km saja mereka sudah ‘ngos-ngosan’. Jika seperti ini, tidak bisa diharapkan menjadi tentara. Itu sebabnya, ketahanan fisik harus diimbangi dengan pola makan yang sehat, bersih dan halal.
Wanita jebolan S1 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Juga meraih gelar S2, Spesialis Mata dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Gelar Doktor (S3) juga diraih dari FKUI dengan disertasi tentang Model Diagnostik Pemeriksaan Tumor Orbita, Dalam Upaya Penemuan Tumor Orbita lebih dini ini berharap sekolah bisa menjadi agen dalam perubahan pola makan sehat yang bergizi sebagai dasar membentuk insan yang kuat dan berguna bagi bangsa dan negara.

Kesempatan itu juga ditandai dengan peresmian Kantin Gizi SMAN 3 Jakarta Sekaligus membuka Rabu Bersatu yang setiap Rabu dibuka Kantin bersama antara kelas 10,11 dan 12 dengan cara makan bersama dikelas.

Pembiasaan ini menurut Ratna Budiarti menjadi wahana dalam mewujudkan sebuah kesadaran, bahwa anak-anak SMAN 3 Jakarta tidak ada perbedaan kelas antara senior dan yunior.Dalam peresmian itu dihadiri Kasudin Kesehatan Jakarta Selatan juga alumnus SMAN 3 Tahun 1983 dan Dody Susanto konsultan SMAN 3 sekaligus penggagas klinik Pancasila, Kantin Adik-Kakak, Sekolah Tiara dan Sekolah Ramah Anak.

Dody Susanto menyatakan kesadaran mewujudkan pola hidup-pola makan sehat di kalangan pelajar harus terus digelindingkan sebagai salah satu program yang harus dijalankan sekolah. Menurut penggagas kegiatan Kamis Manis di SMAN 3 ini pola makan sehat bukanlah seremonial. Namun, kesadaran ini menjadi proses yang harus disemai sepanjang hari. Itu sebabnya tidak ada alasan kantin sekolah yang tidak higienis atau tidak memenuhi
standar kesehatan. Dody Susanto menyampaikan apresiasi terhadap Menkes, seluruh peserta didik dan para guru beserta para undangan lainnya yang memiliki kesadaran yang sama dalam menggelindingkan pola hidup sehat-makan sehat di kalangan pelajar dan harus terus dihidupkan sebagai proses pembinaan yang berkelanjutan.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama Ratna Budiarti. Menyampaikan adanya peluncuran program Kamis Manis (Kunjungan Aksi Membaca Interaktif Siswa-Meringkas Alur Narasi Informasi Singkat) yang digagas Dody Susanto. Kamis Manis ini menjadi basis bagi proses pembiasaan membaca di kalangan anak-anak SMAN 3 Jakarta, dimana siswa-siswi setiap hari Kamis meringkas buku/meresensi buku sambil menabung menjadi satu gerakan sinergi yaitu Kamis Manis Mawar Melati (Kunjungan Aksi Membaca Interaktif Siswa-Meringkas Alur Narasi Informasi Singkat-Menabung Aktifitas Wajib Andalan Pelajar-Menabung Ekonomi Lebih Aman Tambah Income) melalui kerjasama dengan Perbankan.

Program Kamis Manis ini didahului dengan Rabu BERSATU (Bangun Elemen Rukun Sarapan Antar Teman Unggulan) yang disinergikan dengan program lainnya sehingga akan menguatkan eksistensi anak-anak SMAN 3 yang kelak akan tampil sebagai pemimpin bangsa. Ratna Budiarti optimis, program ini akan berjalan mulus mengingat seluruh fasilitas dan wahana penunjangnya sangat memadai. Ia juga terus memperbaiki program melalui evaluasi sistemik yang terukur berbasis upaya pengembangan sekolah sehat, ramah anak, tanpa kekerasan (no bullying), no drugs (antiobat/antinarkoba), cinta baca dan tumbuh kembang melalui pola makan yang sehat dan bergizi. Ini menjadi sebuah keharusan bagi SMA yang dibinanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini