News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tahun Ini, 5 Anak Dibunuh Orang Dewasa, 4 Anak Dibunuh Teman Sebaya

Penulis: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Oleh: Farid Ari Fandi
Anggota Presidium Asuh Siaga (Aliansi Pengasuhan Berbasis Keluarga)

TRIBUNNEWSW.COM - KPAI mencatat sudah 5 anak meninggal dengan misteri kematian yang sampai sekarang belum terkuak tuntas.

Pertama, Engeline di Bali.

Kedua, 2 anak yang di Mutilasi dengan lokasi Teluk Bintuni Jayapura.

Ketiga, Arif yang dicukur hingga botak kemudian dibunuh di Wonogiri.

Keempat, Putri Nur Fauziah hari ini dengan sekujur tubuhnya dipenuhi lakban.

Kemudian ada juga 4 anak terindikasi meninggal akibat kekerasan yang diterimanya dari teman sebaya dan 3 kejadian terjadi di sekolah.

Semua terjadi dalam waktu yang berdekatan di tahun ini.

Meski 3 kasus sudah masuk ke ranah hukum. Namun seperti nya tidak mudah mengungkap kasus pembunuhan anak.

Terbukti sampai hari ini tidak ada eksekusi yang mengembirakan untuk para pembunuh anak. Artinya anak mahluk yang lemah, sampai matipun pelakunya belum dapat diproses cepat,
Gerakan Nasional Anti Kekerasan Seksual Anak (GN AKSA).

Sejak ramainya kekerasan seksual terjadi, pemerintah mengeluarkan Gerakan Nasional Anti Kejahataan Seksual Terhadap Anak di tahun 2014. Gugus tugas dibentuk mulai dari tingkat tertinggi dibawah Presiden sampai Kepolisian, Kementerian dan Lembaga Teknis yang menangani.

Hanya saja memang dampak dikeluarkannya Keppres ini masih jauh dari harapan, dengan terus bermunculan berbagai kasus anak yang mendapatkan kejahatan seksual. Kita berharap kasus anak 9 tahun Putri Nur Fauziah hari ini menjadi yang terakhir.

Reaksi yang berlebihan harus mulai dihentikan. Negara mulai membicarakan untuk menjalankan sistem penyelenggaraan perlindungan anak. Salah satu sistem yang terdekat dan bisa menjalankan perlindungan itu adalah orang tua, keluarga dan lingkungan. Negara diajak mendeteksi sejak awal dan segera melakukan intervensi kepada 3 wilayah tersebut. Karena disanalah akar permasalahan kekerasan anak berada.

Belajar Kasus Engeline
Belajar dari kasus Engeline, perhatian kita begitu tersita dengan media yang tiada henti hentinya memberitakan. Begitu juga perhatian masyarakat dengan Gerakan 1000 Lilin yang diselenggarakan di Jakarta dan Bali - Para aktifis, pengacara, polisi yang saling berdebat di televisi – berbagai pendapat para ahli bersahutan tiada hentinya. Sampai beberapa orang berkata “sebegitu pentingnya kah Engeline diberitakan tiada hentinya, apakah Negara ini tidak punya persoalan lain”.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini