Ditulis oleh : Biro Humas Kemnaker
TRIBUNNERS - Kementerian Ketenagakerjaan menyiapkan sejumlah langkah strategis untuk memperluas kesempatan kerja sekaligus sebagai mengurangi angka pengangguran yang sejauh ini masih tinggi.
Langkah pertama adalah penciptaan kesempatan kerja di luar hubungan kerja, kedua pengembangan keterampilan penganggur dengan memanfaatkan potensi lokal, ketiga pengembangan kegiatan kewirausahaan di kalangan generasi muda, dan keempat mengembangkan networking untuk mendukung kegiatan kewirausahaan mikro.
"Berbagai upaya untuk mengurangi jumlah pengangguran terus kita lakukan melalui pelaksanaan program-program dan aksi kegiatan. Kita tidak ingin pengangguran berdampak kepada hal-hal yang mendorong terjadinya keresahan sosial, tindak kriminalitas, menyebabkan disintegrasi bangsa serta menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, bahkan sampai menghambat pelaksanaan pembangunan,"ujar kata Menaker Hanif Dhakiri dalam acara Pencanangan Program Pemberdayaan Keluarga di Purwakarta, Senin (21/12/2015).
Berdasarkan data Sakernas bulan Agustus 2015 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik menunjukkan jumlah penganggur di Indonesia mencapai 7,56 juta orang atau 6,18 persen.
Penurunan angka pengangguran ini menunjukkan menunjukkan keberhasilan upaya penanggulangan yang telah dilakukan oleh pemerintah.
Hanif menjelaskan, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran, antara lain angkatan kerja yang lebih besar dari kesempatan kerja, kualifikasi tenaga kerja tidak sesuai dengan persyaratan jabatan, pemutusan hubungan kerja, efektivitas informasi dan mekanisme pasar kerja belum optimal, serta krisis global.
"Faktor-faktor tersebut di atas sesungguhnya menyebabkan jumlah penganggur masih banyak. Keadaan tersebut tentunya menjadi beban bangsa yang harus kita cari solusinya dengan mencari berbagai terobosan dan tindakan nyata dalam rangka menciptakan peluang lapangan kerja," kata Hanif.
Upaya lain yang dilakukan oleh Pemerintah untuk mengurangi jumlah pengangguran dengan menciptakan program pelatihan dan pemberian bantuan sarana usaha kepada kelompok masyarakat baik penganggur, setengah penganggur, korban PHK, TKI purna ataupun disabilitas yang berminat untuk menjadi wirausaha.
Selama 5 tahun ke depan pemerintah menargetkan penciptaan lapangan kerja sebanyak 10 juta, artinya setiap tahun harus dapat tercipta lapangan kerja sebanyak 2 juta. Namun demikian Pemerintah tidak hanya berupaya mencetak lapangan kerja baru, tapi juga berupaya bagaimana mereka yang sudah bekerja dapat menjadi wirausaha baru.
"Kalau kita ingin berkompetisi dengan negara lain, maka mau tidak mau aktivitas kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat seperti pembuatan tempe, budidaya ikan dan pertanian sudah tidak dapat dilaksanakan dengan cara-cara yang konvensional," ujar Menaker.
Menurut Hanif, sentuhan teknologi sudah merupakan suatu keharusan. Masyarakat Indonesia harus mampu memanfaatkan dan mengolah potensi lokal setempat sehingga menjadi produk yang mempunyai nilai tambah (value added) dan mampu bersaing dengan produk-produk dari luar negeri.
Kementerian Ketenagakerjaan sendiri telah memberikan bantuan dalam hal pelatihan melalui Balai Latihan Kerja (BLK) maupun dari sisi manajemen kewirausahaan. Pemerintah juga mempunyai program Tenaga Kerja Sukarela yang notabene adalah Tenaga Kerja Sarjana dimana tugas utamanya adalah memberikan pendampingan kepada kelompok-kelompok usaha dan memastikan bahwa mereka akan menjadi wirausaha baru.
Masyarakat Ekonomi ASEAN
Menaker Hanif juga menjelaskan, dalam hitungan beberapa hari kedepan, Indonesia akan menghadapi free movement of labour dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN bagi tenaga kerja terampil (skilled labour). Namun saat ini Indonesia dihadapkan pada kenyataan bahwa pasar kerja nasional masih mengalami surplus tenaga kerja, terutama tenaga kerja tidak terampil (low skilled labour).
"Secara kasat mata, kita pun tahu bahwa saat ini pergerakan low skilled labour telah terjadi tidak hanya di kawasan ASEAN tapi juga negara Asia lainnya," kata Hanif
Terkait dengan perpindahan tenaga kerja, lanjut Hanif, tidak bisa dipungkiri tenaga kerja Indonesia yang ingin bekerja sebagai tenaga kerja di luar negeri masih tinggi. Pengiriman TKI merupakan salah satu solusi mengatasi banyaknya pengangguran.