Ditulis oleh : Rizki Andono Prakoso
TRIBUNNERS - Wakil Ketua Komisi 1, DPR RI yang juga membawahi bidang Informasi dan Pers, Meutya Hafid, mengucapkan selamat Hari Pers Nasional yang jatuh pada hari ini, Selasa (9/2/2105).
Meutya mengatakan salut dan bangga kepada para pekerja pers karena mengalami tantangan yang tidak mudah.
“jika di era Orde Baru, Pers dikekang dan tidak bebas, sekarang pers menjadi amat bebas. Sehingga tanggung jawabnya lebih berat, karena harus mampu mengerem dirinya sendiri, dengan memegang kode etik jurnalistik, memperhatikan persatuan dan kesatuan bangsa, dan prinsip tidak membodohi masyarakat," ujarnya.
Meutya berharap pers terbuka dan dewasa terhadap banyak masukan maupun kritikan dari masyarakat, terutama jurnalistik di televisi sebagai media yang paling banyak digunakan orang saat ini.
“Pers sebagai pilar kekuatan rakyat, hendaknya juga responsif terhadap masukan dari masyarakat. Berikanlah informasi yang benar, kurangilah berita yang dapat memecah belah apalagi membodohi masyarakat,” ujarnya.
Wakil rakyat dari daerah pemilihan Sumatera Utara 1 ini mengatakan, Komisi 1 DPR RI berkomitmen terus mendukung kebebasan pers.
Namun ia mengingatkan tanggung jawab pers yang luar biasa besar.
“Komisi 1 berkomitmen untuk terus mendukung kebebasan pers, namun jangan lupa pers juga memiliki tanggung jawab yang luar biasa besar. Ini, kami harus ingatkan, di hari Pers Nasional ini, agar wajah pers Indonesia terus baik ke depan.”
Seperti diketahui selama 10 tahun terakhir, Meutya Hafid bekerja sebagai wartawan media televisi nasional.
Salah satu peristiwa yang menjadi perhatian adalah ketika dirinya disandera di Irak pada tahun 2005.
Berbagai penghargaan diperoleh oleh Meutya diantaranya, Penghargaan Elizabeth O’ Neil Award dari Pemerintah Australia, Lima Tokoh Pers Inspiratif versi Mizan, hingga Kartu Pers Nomor Satu dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).