Ditulis oleh :Biro Humas Kemnaker
TRIBUNNERS - Kementerian Ketenagakerjaan telah memanggil sejumlah perusahaan yang mengalami masalah dan berencana akan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap pekerjanya.
Kepada sejumlah perusahaan tersebut, dijelaskan bahwa sejatinya pemerintah tak menghendaki adanya PHK dan menyarankan agar dilakukan langkah-langkah efisiensi untuk menyelamatkan para pekerja.
"Kita langsung melakukan klarifikasi terhadap perusahaan-perusahaan yang berencana melakukan PHK. Kita terus berupaya semaksimal mungkin untuk mencegah terjadinya PHK terhadap para pekerja," Kata Direktur Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (PPHI) Kemnaker Sahat Sinurat di Kantor Kemnaker pada Rabu (10/2/2016).
Sahat mengungkapkan untuk menangani masalah ini, Kemnaker telah menurunkan tim khusus untuk melakukan klarifikasi dan verifikasi terhadap sejumlah perusahaan diantaranya adalah PT Chevron Pacific Indonesia (CPI), PT Panasonic, PT Toshiba, dan Ford.
Menurut Sahat saat diminta klarifikasi, PT CPI menyatakan melakukan efisiensi karena harga minyak dunia mengalami penurunan.
Efisiensi dilakukan dengan pengurangan tenaga kerja asing (TKA), tak merekrut lagi TKA, kontrak kerja tak diperpanjang.
Namun langkah efisiensi tersebut, belum bisa membuat PT CPI mampu bertahan.
Akhirnya perusahaan kembali melakukan efisiensi terhadap karyawan dengan melakukan program penawaran pengunduran diri secara sukarela.
Rencananya yang akan memperoleh PHK sebanyak 25 persen dari jumlah tenaga kerja sekitar 1.700 orang.
“Itu pengusaha bukan me-PHK, tapi pekerja yang mengambil mengundurkan diri karena ada penawaran menarik berupa skema yang ditawarkan perusahaan, “ kata Sahat.
Terkait hal tersebut, Sahar mengatakan Kemnaker meminta manajemen CPI dengan Kementerian ESDM agar menyelesaikan secara musyawarah atau perundingan secara mufakat.
“Jadi Kemnaker dan Kementerian ESDM telah meminta agar CPI menyelesaikan masalah secara musyawarah mufakat, “ kata Sahat
Sementara menyinggung Ford Motor Indonesia yang akan melakukan PHK, Sahat mengaku pihaknya sudah melakukan kordinasi terhadap pihak Ford, untuk mengetahui apa persoalannya seraya meyakinkan agar menyelesaikan masalah secara mufakat.