Ditulis oleh : RPI
TRIBUNNERS - Respublica Political Institut (RPI) mengikuti kunjungan kerja Asrenum Panglima TNI Laksda TNI Agung Pramono dan Kapuspen TNI Mayjend Tatang Sulaiman beserta sejumlah besar perwakilan dari media yang difasilitasi oleh Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan RI ke PT Dirgantara Indonesia (PTDI) di Bandung, Kamis (11/2/2016).
RPI mendukung PTDI untuk memperkuat pertahanan negara Indonesia di masa depan.
Direktur Riset RPI, Raymond Jr Sihombing mengapresiasi usaha PT Dirgantara Indonesia (PTDI) yang bersinergi dengan TNI untuk menghidupkan gairah industri militer dalam negeri.
Menurutnya, perebutan pengaruh negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Rusia di Indonesia harus dapat ditanggapi secara bangga oleh Indonesia.
"Hal ini sebagai bukti bahwa Indonesia masih diperhitungkan sebagai kekuatan besar di antara negara-negara ASEAN maupun diantara negara-negara Asia Pasifik," ujar Doktor Hukum Luar Angkasa dari Universitas Persahabatan Bangsa-bangsa Rusia di Moskow ini.
Menurut Raymond, fenomena ini merupakan sinyal bagus bagi negara Indonesia. Ia mengimbau agar pemerintah Indonesia dapat memanfaatkan segala kesempatan yang ada dan yang ditawarkan oleh masing-masing negara tersebut dengan tetap memegang teguh prinsip politik bebas aktif.
Ia menyarankan agar Indonesia juga merangkul Rusia untuk memberikan masukan dan kontribusi bagi perkembangan dan kemajuan industri pertahanan Indonesia.
"selain itu, anggaran untuk riset di PTDI juga harus ditingkatkan supaya melahirkan inovasi yang cemerlang," katanya.
Direktur Utama PTDI, Budi Santoso menyatakan kesiapan PTDI mendukung upaya pemerintah Indonesia untuk mengembangkan kemampuan Minimum Essential Force (MEF) atau Kekuatan Pokok Minimum dalam mewujudkan target di bidang pertahanan negara.
Kekuatan Pokok Minimum (MEF) merupakan proses modernisasi alat utama sistem pertahanan (alutsista) Indonesia yang terbagi dalam tiga rencana strategis hingga tahun 2024.
Bahkan dalam 5 sampai 10 tahun ke depan, selain proyek pesawat komersil N-245 dan N 219, PTDI optimis akan dapat merealisasikan proyek pesawat tempur KF-X dan IF-X dan beberapa jenis pesawat militer lainnya.
Asrenum Panglima TNI, Laksda TNI Agung Pramono, dan Kapuspen TNI Mayjend Tatang Sulaiman dalam kesempatan itu memberikan paparan detail mengenai peranan industri strategis Indonesia untuk memperkuat TNI sebagai benteng NKRI.
Laksda Agung Pramono menyatakan sangat optimis terhadap kebangkitan kembali industri pertahanan Indonesia khususnya PTDI dalam memperkuat TNI.