News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Blok Masela Harus Dipergunakan untuk Kemakmuran Rakyat

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ditulis oleh : Humas DPP PKS

TRIBUNNERS -Pemerintah hingga detik ini belum memutuskan arah pengembangan Lapangan Gas Masela, Maluku.

Dua opsi muncul lewat pengolahan gas alam cair akan dibangun diatas kapal terapung di laut dengan Floating Liquid Natural Gas (offshore), atau dibangun di daratan di pulau yang terdekat dengan LNG Plant (onshore). 

Ketua Bidang Ekuinteklh DPP PKS, Memed Sosiawan mengingatkan pemerintah harus berani membuat keputusan yang memastikan gas di Blok Masela dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

Konstitusi kita menyatakan, bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

"Dengan demikian segala sumber daya alam, termasuk Blok Masela yang mengandung gas harus dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat," ujar Memed di Kantor DPP PKS, Jakarta, Selasa (1/3/2016).

Memed menyebut masyarakat Maluku sendiri tentunya menginginkan agar pengolahan gas alam cairnya dilakukan di daratan.

Sebabnya agar dapat dimanfaatkan lebih lanjut oleh industri hilir gas seperti industri pupuk dan petrokimia.

"Sehingga terjadi trickle down effect yang dapat menumbuhkan perekonomian domestik Maluku," katanya.

Selain itu, menurutnya pengolahan LNG Plant di daratan lebih ekonomis dibandingkan FLNG (offshore). 

Dalam catatannya, pembangunan blok Masela dengan menggunakan FLNG (Offshore) tanpa ada fasilitas di darat akan memerlukan investasi sebesar $ 17,83 miliar.

Sedangkan pembangunan LNG Plant di daratan (onshore) dapat diperkirakan memerlukan investasi sebesar $ 12 miliar. 

Angka ini berbeda dengan proposal perkiraan biaya dari Inpex dan Shell, yang menyatakan bahwa, pembangunan kilang offshore hanya US$ 14,8 miliar.

Sedangkan pembangunan kilang di darat onshore, mencapai US$ 19,3 miliar. 

Perkiraan tersebut juga berbeda kajian Kemenko Maritim dan Sumber Daya, bahwa biaya pembagunan kilang darat (onshore) sekitar US$ 16 miliar. Sedangkan jika dibangun kilang apung di laut (offshore), biayanya mencapai US$22 miliar. 

"Dengan demikian, memang ada kesimpulan yang sama, bahwa kilang di darat (oshore) lebih murah sekitar dibandingkan dengan kilang di laut (offshore)," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini