Ditulis oleh : Info Menteri Desa
TRIBUNNERS - Posisi desa sebagai pondasi pembangunan nasional telah dijalankan dengan konsisten oleh Pemerintahan Jokowi-JK, terutama dengan adanya program dana desa yang dialokasikan langsung dari APBN ke desa-desa.
Potensi ekonomi desa yang tadinya tak tergarap, kini mulai hidup dan termanfaatkan berkat dana desa.
Infrastruktur desa yang dulunya rusak juga mulai terbangun, sehingga mobilitas masyarakat desa dalam bekerja semakin baik.
Banyak contoh yang bisa dilihat, bahwa dana desa memberi daya ungkit kuat terhadap perekonomian masyarakat.
Misalnya di Desa Bobos dan Desa Dukupuntang, Kecamatan Dukupuntang, Cirebon, Jawa Barat yang mampu memaksimalkan potensi Industri batu alam.
Dengan industri kecil nan-sederhana, masyarakat dari dua desa tersebut telah memproduksi dan memasarkan batu alam yang digunakan untuk mempercantik bangunan.
Ada sekitar 98 unit usaha batu alam di dua desa tersebut dengan tenaga kerja sebanyak 490 orang.
"Dana Desa yang dipakai buat membangun infrastruktur desa tentu memberi daya dukung positif terhadap perekonomian desa. Investor juga semakin tertarik ikut membangun desa. Batu alam di Cirebon sendiri sudah menembus pasar ekspor," ujar Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar di Jakarta, Minggu (13/3/2016).
Dana desa memang telah memberi daya ungkit sangat kuat terhadap perekonomian masyarakat desa.
Karena itu pula, pemerintahan Jokowi telah berkomitmen meningkatkan besaran dana desa tahun 2016 menjadi Rp 46,9 triliun yang akan ditransfer dari kas keuangan negara kepada 74.754 desa di seluruh Indonesia.
Besaran dana desa ini meningkat hingga 126% dibanding tahun 2015 senilai Rp 20,7 triliun.
Data menunjukkan bahwa dana desa mampu memberi dukungan terhadap daya tahan ekonomi nasional, termasuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional hingga 0,5%.
Ketika terjadi goncangan ekonomi global dan banyak kekhawatiran ketika ada kenaikan harga bahan bahar minyak, ternyata ekonomi masyarakat di desa-desa tetap bisa bergerak.