Ditulis oleh : William
TRIBUNNERS - Kericuhan yang terjadi saat para pengemudi taksi dan angkutan umum menggelar aksi demonstrasi memprotes layanan transportasi berbasis online, Selasa (22/3/2016) adalah dampak dari lambannya respon pemerinah DKI Jakarta.
Padahal, sejak awal maraknya transportasi berbasis daring itu telah memunculkan pro dan kontra hingga memicu bentrok dan gesekan. Misalnya antara pengemudi ojek berbasis daring dengan ojek pangkalan yang telah terjadi sebelum-sebelumnya.
Bakal calon gubernur DKI Jakarta dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Muhamad Idrus menyesalkan bentrokan antara anak bangsa ini, yang terjadi karena lambannya Pemprov mengantisipasi perkembangan transportasi berbasis daring.
Ia menilai Pemprov DKI tidak tanggap merespon, sehingga gesekan antara pengemudi transportasi berbasis online dengan angkutan konvensional pun kian membesar.
"Kehadiran transportasi berbasis online memang sulit dibendung. Hal ini sejalan dengan perkembangan teknlogi IT yang begitu pesat dan masuk ke semua lini kehidupan masyarakat. Pemprov DKI mestinya cepat mengambil kebijakan untuk menemukan solusi terbaik. Sehingga gesekan tidak terjadi,” kata Pria yang akrab disapa Bang Idrus (23/3/2016) di Jakarta.
Cagub yang dikenal sebagai darah baru Jakarta ini menilai Pemprov DKI tidak peka dan hanya bertindak seperti layaknya pemadam kebakaran, yang hanya menunggu gesekan antara angkutan konvensional dan transportasi berbasis daring meledak semakin besar.
Muhamad Idrus mendesak Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama segera mengambil kebijakan terbaik terkait dengan transportasi agar gesekan yang lebih fatal tidak terjadi.
Ia juga meminta semua pihak untuk menahan diri demi kebaikan bersama warga Ibukota.
"Basuki harus segera mengeluarkan kebijakan terbaik untuk anak bangsa bukan main ancam,” ujarnya.