Bahkan menurut Hery, Rencana Kerja Anggaran Tahunan (RKAT) 2016 ini saja belum disahkan BPJS TK dan diteruskan ke tiap kanwil serta Kacab.
Sudah tentu akibatnya akan berpengaruh terhadap kinerjanya.
Herypun menyayangkan, komentar Timboel Siregar dari LSM BPJS Watch, yang mempertanyakan kritikan terhadap Dirut BPJS TK.
"Kami tegaskan bahwa kritik kami punya alasan rasional, tidak sekadar asal bicara, malah Timboel Siregar BPJS Watch-lah yang asal bicara tanpa alasan yang logis. Terkesan memposisikan sebagai Satpam atau juru bicara (jubir) Agus Susanto,” katanya.
Menurutnya, walau Agus Susanto baru masuk selama 2 bulan kerja sebagai dirut BPJS TK, tapi bagi publik 2 bulan itu sudah cukup waktu untuk menghasilkan program kerja nya, bukan melulu orientasi saja.
BPJS TK dengan total aset hampir RP 250 T harus dikelola serius, bukan dengan mengulur waktu tidak jelas yang hanya berupa orientasi kerja yang bukan kerja nyata.
“Jika BPJS Watch melalui TS mengatakan Agus Susanto punya ide terobosan, ide terobosan yang bagaimana? Hingga saat ini kami belum temui langkah terobosan Agus Susanto dimaksud, kecuali pelambatan kinerja, gagal paham dan salah urus BPJS TK," katanya.