Ditulis oleh : Denny Bratha
TRIBUNNERS - Sama seperti kakeknya sang proklamator, Bung Karno, Puti Guntur Soekarno juga mahir berpidato.
Saat hadir di pagelaran budaya Sunda di Mustikajaya, Kota Bekasi, Sabtu (16/4/2016) malam, ia berpidato selama 17 menit tanpa teks.
Meski masyarakat antusias mendesaknya maju ke Pilgub DKI Jakarta, Puti justru tidak mau berbicara mengenai itu dalam pidatonya. Isi pidato Puti lebih banyak mengupas soal kebudayaan dan pemikiran Bung Karno.
Dalam pidatonya, Puti mengatakan bahwa peradaban suatu bangsa akan bertahan jika bangsa itu mempertahankan budayanya.
Namun bangsa Indonesia, dewasa ini menurut Puti telah melupakan budaya bangsa sendiri.
"Peradaban suatu bangsa akan tetap ada, suatu bangsa akan dilihat, apabila bangsa itu memiliki identitasnya, memiliki karakternya, maka itu kita dikatakan kita harus berkepribadian dalam berkebudayaan. Tapi ini sudah dilupakan," ujarnya.
"Coba yang hadir disini, para pelaku seni, saya ingin bertanya, benarkah kebudayaan kita sudah ditinggalkan? benarkah kebudayaan nasional kita sudah dilupakan," tanyanya.
Menurutnya, bangsa Indonesia dewasa ini berkutat di seputar persoalan politik, dan ekonomi.
"Tetapi apa yang dikatakan Bung Karno mengenai kebudayaan itu semakin lama semakin ditinggalkan, dianggapnya Kebudayaan adalah sesuatu yang kuno belaka, sesuatu yang tidak bisa menata bangsa ini kedepan," ujarnya.
"Padahal Indonesia saat ini, disaat kita mengalami degradasi moral, disaat kita tidak bisa berdiri tegak sama dengan negara lain, karena kita merasa tidak punya percaya diri, adalah karena kita tidak bisa menonjolkan identitas kebudayaan kita saudara-saudara sekalian."
Terakhir ia mengajak semua elemen bangsa untuk menghidupkan kembali budaya Indonesia.
"Apakah kita mau menjadi sekedar pewaris budaya saja, tanpa menghiraukan kemana arahnya generasi muda kita? Atau apakah kita menjadi agen-agen penggerak budaya, membentuk kepribadian bangsa kita kedepan dengan membawa nilai-nilai luhur, kearifan lokal, budaya yangada dibumi kita ini," tuturnya.