Oleh: Ulul Albab
Ketua ICMI Orwil Jawa Timur
TRIBUNNERS - Pergantian tahun sering kali dirayakan dengan gegap gempita, mulai dari pesta kembang api hingga berbagai acara hiburan. Namun, apakah makna pergantian tahun semata hanya selebrasi atau ada dimensi spiritual yang lebih dalam yang bisa kita renungkan?
Dalam perspektif Islam, waktu adalah salah satu nikmat terbesar dari Allah SWT yang sering kali terabaikan. Rasulullah SAW bahkan mengingatkan dalam sebuah hadis: "Dua nikmat yang sering dilupakan oleh manusia: kesehatan dan waktu luang" (HR. Bukhari).
Hakikat Waktu dalam Islam
Islam mengajarkan bahwa waktu adalah amanah sekaligus ujian. Al-Qur'an menyinggung pentingnya waktu, seperti dalam Surah Al-'Asr yang menegaskan bahwa manusia berada dalam kerugian kecuali mereka yang beriman, beramal saleh, saling menasihati dalam kebenaran, dan kesabaran. Pergantian tahun, dengan demikian, adalah momentum untuk merenungi perjalanan waktu yang telah berlalu. Sudahkah kita memanfaatkan setiap detiknya untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memberi manfaat kepada sesama?
Waktu, dalam Islam, tidak hanya dipahami sebagai dimensi fisik tetapi juga sebagai sarana untuk menumbuhkan kesadaran akan keberadaan Allah. Imam Al-Ghazali, dalam Ihya' Ulumuddin, mengingatkan bahwa setiap hari adalah lembaran baru yang diisi dengan amal kebaikan atau keburukan. Pergantian tahun seharusnya menjadi pengingat bahwa umur kita semakin berkurang, dan kita mendekati perjumpaan dengan Sang Khalik.
Momentum Muhasabah
Muhasabah atau introspeksi diri adalah salah satu konsep penting dalam ajaran Islam. Sayyidina Umar bin Khattab RA pernah berpesan, "Hisablah dirimu sebelum kamu dihisab." Pergantian tahun memberi kita kesempatan untuk menilai kembali langkah-langkah yang telah diambil, baik dalam konteks spiritual, sosial, maupun profesional.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali terjebak dalam rutinitas yang membuat kita lupa tujuan hidup sebenarnya. Pergantian tahun adalah waktu yang tepat untuk berhenti sejenak, mengevaluasi diri, dan membuat resolusi untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Resolusi ini tidak hanya dalam bentuk target duniawi seperti karier atau keuangan, tetapi juga mencakup aspek-aspek yang lebih substansial seperti memperbaiki hubungan dengan keluarga, meningkatkan kualitas ibadah, dan berkontribusi pada masyarakat.
Merenung di Pergantian Tahun
Bagi umat Islam, setiap momen, termasuk pergantian tahun, adalah bagian dari takdir Allah. Namun, mengapa pergantian tahun sering kali menjadi sorotan? Karena ia memberikan batas waktu yang jelas untuk mengevaluasi perjalanan hidup. Dalam tradisi Islam, ada dua kalender yang bisa menjadi acuan: kalender hijriyah dan masehi. Meskipun pergantian tahun masehi bukan tradisi Islam, kita dapat mengambil hikmah darinya untuk melakukan refleksi.
Dalam konteks hijriyah, pergantian tahun sering dikaitkan dengan peristiwa hijrah Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah. Hijrah ini bukan sekadar perpindahan fisik, melainkan simbol transformasi menuju kondisi yang lebih baik. Pergantian tahun, baik hijriyah maupun masehi, seharusnya menginspirasi kita untuk melakukan hijrah pribadi, yaitu meninggalkan keburukan menuju kebaikan.
Memaknai Pergantian Tahun Secara Islami
Ada beberapa cara bijak dalam memaknai pergantian tahun secara Islami. Pertama: Meningkatkan Kesadaran Akan Waktu: Pergantian tahun adalah momen untuk menyadari bahwa waktu adalah modal utama manusia. Dengan kesadaran ini, kita dapat memanfaatkannya untuk hal-hal yang produktif dan bermakna.
Kedua: Membuat Resolusi yang Berlandaskan Nilai Islam: Resolusi tahun baru sering kali bersifat materialistik. Islam mengajarkan bahwa setiap niat harus dilandasi oleh tujuan yang lebih tinggi, yaitu meraih ridha Allah. Misalnya, jika target kita adalah kesuksesan finansial, sertakan niat untuk menggunakan kekayaan tersebut dalam jalan kebaikan.
Ketiga: Memperbanyak Syukur dan Istighfar: Sebagai manusia, kita tidak luput dari kesalahan. Pergantian tahun adalah waktu yang tepat untuk memohon ampun kepada Allah atas kekhilafan yang lalu dan bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan.
Keempat: Memperbaiki Hubungan dengan Sesama: Islam sangat menekankan pentingnya silaturahmi. Jadikan pergantian tahun sebagai momen untuk memperbaiki hubungan dengan keluarga, teman, dan masyarakat.
Merangkai Harapan
Pergantian tahun bukan sekadar hitungan waktu, tetapi kesempatan untuk memperbaiki diri dan memperkokoh hubungan dengan Allah, sesama manusia, dan alam. Dalam konteks yang lebih luas, pergantian tahun adalah momen bagi umat Islam untuk bangkit dari berbagai tantangan dan memberikan kontribusi nyata bagi peradaban.
Seperti kata pepatah, "Hari ini harus lebih baik dari kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari hari ini." Dengan semangat hijrah, mari kita jadikan tahun yang baru sebagai batu loncatan menuju kehidupan yang lebih bermakna, tidak hanya bagi diri sendiri tetapi juga bagi ummat. Semoga Allah SWT meridhai setiap langkah kita. Aamiin.