News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

ABG Tewas Diperkosa

Kutuk Tragedi Yuyun Menpora Minta Pelaku Dihukum Berat

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Polsek Lubuk Baja menggelar rekontruksi kasus pembantaian atas tersangka Suyanto alias Yanto alias Tesi terhadap korbanya Yuyun dan Maman Suharman, Rabu (20/4/2016) di Baloi, Danau, Batam. Pembunuhan diperagakan model. Pelaku tidak mengaku kalau adegan membunuh seperti itu. Adegan ini terpaksa harus diperagakan oleh model.

Ditulis oleh : Info Kemenpora

TRIBUNNERS - Kasus pemerkosaan dan pembunuhan yang dialami siswa SMP Yuyun oleh 14 remaja di Bengkulu, menjadi tragedi yang memilukan.

Sekaligus membuka mata dan kesadaran masyarakat luas bahwa masih banyak persoalan dan ancaman yang dihadapi oleh anak-anak dan kawula muda di sekitar kita.

Menpora Imam Nahrawi ikut berduka sekaligus mengutuk keras kasus pemerkosaan dan pembunuhan tersebut, dan meminta para pelaku dihukum seberat-beratnya, bila perlu dihukum kebiri.

"Tragedi yang menimpa Yuyun menjadi duka bagi kita semua. Kekerasan seksual dan pembunuhan yang terjadi menjadi cermin bahwa masih banyak yang harus dibenahi dalam kehidupan sosial kita, kehidupan anak-anak dan pemuda kita. Hukum berat para pelakunya, bila perlu dikebiri,” ujar Menpora mengomentari kasus pemerkosaan dan pembunuhan yang dialami Yuyun di Bengkulu.

Seperti diketahui, kasus pemerkosaan dan pembunuhan yang dialami Yuyun mendapat perhatian dan menimbulkan kemarahan publik dalam tiga pekan terakhir ini.

Yuyun, gadis kecil berusia 14 tahun, baru pulang sekolah dan melintasi kebun karet di daerah Lembak, kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu.

Yuyun diseret, diperkosa dan kemudian dibunuh oleh 14 remaja yang kemudian membuangnya ke jurang.

Mayat Yuyun ditemukan beberapa hari kemudian, Senin (4/4/ 2016) dalam keadaan nyaris membusuk. Polisi kini sudah berhasil menangkap 12 pelakunya.

Menpora menegaskan, aksi biadab terhadap Yuyun, seoang pelajar dengan para pelaku sebagian pelajar dan pemuda yang mendapat perhatian publik belakangan ini, juga telah mencederai momentum peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun ini.

Tragedi Yuyun dan berbagai kekerasan seksual yang terjadi sebelumnya, menjadi peringatan dan tamparan agar kita bersama menemukan solusi agar tidak terjadi hal serupa dikemudian hari.

Masih maraknya aksi kekerasan seksual oleh pemuda dan anak di bawah umur, lanjut Menpora, salah satunya dipicu oleh peredaran pornografi dan pornoaksi serta minuman keras yang belum bisa terkendali. Kemajuan teknologi terutama smartphone juga membuat akses terhadap pornografi dan pornoaksi semakin luas.

“Karena itu, memerangi pornografi dan pornoaksi, miras dan narkoba menjadi salah satu langkah preventif untuk menyelamatkan masa depan anak-anak dan pemuda kita,” tandas Cak Imam.

Menteri asal Madura ini juga mengajak masyarakat untuk meningkatkan perhatian dan pengawasan terhadap perkembangan dan dinamika sosial anak-anak dan kaum muda dari berbagai potensi dan dampak negatif yang merusak dan menghancurkan masa depan mereka.

Sekaligus mengingatkan agar para orang tua juga memberikan perhatian terhadap kualitas pendidikan bagi putra dan putrinya. Terutama pendidikan yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan dan akhlak.

“Dalam upaya memerangi pornografi dan pornoaksi, peredaran miras dan narkoba, Kemenpora akan mengefektifkan berbagai program yang ada termasuk mencetak kader pemuda anti pornografi, pornoaksi dan narkoba. Sementara untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan generasi muda, salah satunya dengan mendukung penuh Gerakan Nusantara Mengaji,” kata Menpora.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini