Ditulis oleh : Humeini Rizki, Mahasiswa PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
TRIBUNNERS - Sejak runtuhnya, Orde Baru (Orba), dan beralihnya ke Reformasi. Keberadaan Pancasila sebagai Ideologi negara mengalami pergeseran.
Pancasila tidak lagi dimaknai sama seperti di zaman Orba. Pemahamana pancasila rupanya tidaklah setertib orba.
Banyaknya kekacauan, dari mulai kekacauan perekonomian, sosial, budaya, politik, dan lain sebagainya.
Memudarnya imaji ideologi Pancasila diakibatkan karena pengarug arus globalisasi yang begitu cepat, hingga membuat masyarakat mengalami degradasi dalam kehidupan.
Dinamika globalisasi rupanya, bukan membawa angin segar bagi kehidupan bangsa Ini, akan tetapi sebaliknya, membuat kehidupan rakyat Indonesia terjerumus.
Sejak hadirnya globalisasi, eksistensi pancasila sebagai ideologi kebangsaan, telah mengalami pergesaran nilai, dan tidak begitu dihayati oleh bangsa ini.
Terkikisnya nilai-nilai pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini, harus menjadi pembacaan kritis bagi kita sebagai bangsa yang menjadikan Pancasila sebagai dasar negara. Karena bagaimana pun, Ideologi dalam hal ini, merupakan hal yang paling sentral.
Selain landasan dasar yang mengatur segala sektor kehidupan dalam berbangsa, ideologi juga merupakan, salah satu cara pandang, saat cara pandang kita sebagai bangsa ini salah, maka bisa dipastikan, kehidupan berbangsa juga akan kacau.
Dalam momentum hari kebangkitan Pancasila ini, seharusnya semangat Pancasila hadir, dan berada di garda terdepan dalam meretas berbagai persoalan yang terjadi saat ini.
Bagaimanapun, saat ini banyak sekali persoalan yang ikut mewarnai persoalan bangsa ini.
Pertama, persoalan yang bersifat sosial, politik, sampai pada persoalan moralitas.
Seperti, kekerasan seksualitas yang menimpa Yuyun, dan Eno Pariha, dalam hal ini keduanya mengalami persoalan yang sama, yakni pemerkosaan.
Kedua, keadaan perekonomian yang semakin memburuk, hal ini disebabkan karena ulah para petinggi negara kita, yang memiliki pola pikir yang pragmatis, dan cenderung memilikirkan diri sendiri, dan kelompoknya saja.