TRIBUNNERS - Diabetes Melitus merupakan penyakit yang dapat diderita oleh siapa saja. Indonesia memiliki jumlah penderita diabetes mellitus terbesar ke-7 di dunia.
Saat ini diabetes mellitus dapat diatasi dengan obat, namun obat-obatan tersebut sebagian besar bahan bakunya di impor dari luar negeri.
Di samping itu, ketergantungan impor bahan baku obat sangat tidak menguntungkan untuk industri farmasi di Indonesia.
Selain itu pengobatan penyakit diabetes melitus dapat dilakukan dengan terapi insulin, namun pengobatan tersebut menyebabkan efek samping yang sangat serius yaitu hipoglikemia dan obesitas.
Kayu sengon yang biasa digunakan untuk bahan mebel menghasilkan limbah berupa kulit kayunya yang tidak digunakan dan dibuang begitu saja.
Hal itu dapat mencemari lingkungan dan pembusukannya dapat menimbulkan bau yang tidak sedap. Oleh karena itu, pemanfaatan limbah kulit kayu sengon ini dapat mengurangi efek buruk limbah kayu sengon.
Karena permasalahan tersebut, tiga mahasiswa Universitas Brawijaya yang terdiri dari Dinna Norani Pangestin (Kimia 2013), Pebri Ari Pangesti (Kimia 2013), dan Wahyuningyan Arini (Biologi 2014) dibawah bimbingan Masruri S.Si M.Si, Ph.D, memanfaatkan limbah kayu sengon sebagai alternatif pengobatan diabetes mellitus tipe II melalui Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian (PKM-P).
“Kayu sengon mengandung senyawa metabolit sekunder penting. Senyawa ini antara lain alkaloid, fenolik, tannin, flavonoid, steroid, dan triterpenoid. Beberapa penelitian sebelumnya menyatakan bahwa senyawa metabolit sekunder golongan triterpenoid ini yang berpotensi aktif (bioaktif) dalam menurunkan kadar gula dalam darah. Sehingga. Senyawa golongan ini dapat digunakan dalam mengobati ataupun mencegah bertambahnya penyakit diabetes mellitus,” Kata Dinna.