TRIBUNNERS - Micin atau vetsin atau biasa disebut MSG berasal dari asam glutamat yaitu protein yang banyak ditemukan di berbagai variasi makanan.
Glutamat adalah asam amino non esensial yaitu asam amino yang dapat diproduksi dalam tubuh manusia. MSG mudah dicerna dalam tubuh karena susunan molekulnya yang kecil sehingga mudah dipecah dalam tubuh.
MSG berfungsi untuk meningkatkan cita rasa dan rasa umami yaitu sebagai indra perasa di lidah yang kelima setelah manis, asin, asam, pahit.
MSG sangat terkenal pada kuliner Asia yang akhirnya tersebar menuju makanan Barat MSG memiliki fungsi sebagai penghantar sinyal ke otak sehingga menstimulasi saraf untuk mengirimkan sinyal ke otak.
Hal ini memunculkan gagasan bahwa MSG dapat menimbulkan penumpukan glutamat pada otak. Oleh karena itu, pada tahun 1969 dilakukan uji coba dengan menyuntikan dosis MSG yang tinggi kepada seekor tikus percobaan dan menghasilkan kerusakan saraf pada tikus tersebut
Tidak semua orang dapat menikmati kegurihan dari MSG karena setiap orang memiliki sensitivitas terhadap MSG yang berbeda.
Orang yang sensitif dengan MSG disebut Chinese Restaurant Syndrome dengan gejala sakit kepala, kram otot, dan kesemutan.
Penelitian tentang sensitivitas terhadap MSG menunjukan bahwa gejala tersebut dapat muncul apabila mengonsumsi sekitar 3 gram dalam satu porsi.
Meskipun demikian, ada keuntungan dibalik mengonsumsi MSG yaitu dapat mengurangi asupan kalori sehingga berpotensi untuk menurunkan berat badan.
Untuk menguji kebenarannya, para peneliti melakukan uji coba dengan memberikan makanan dengan MSG kepada orang kemudian mengukur kalori dalam tubuh orang tersebut.
Hasilnya menunjukan bahwa MSG meningkatkan rasa kenyang sehingga membantu mengurangi asupan kalori yang diterima pada seseorang.
Keuntungan tersebut hanya dapat diperoleh dengan menggunakan kadar MSG yang normal dan tidak berlebihan.
Apabila berlebihan, maka justru konsumen akan menerima efek yang berlawanan yaitu dapat menyebabkan kegemukan. Menurut WHO (World Health Organization), asupan MSG per hari adalah 0 – 120 mg/kg berat badan.
Belum ada penelitian pasti yang dapat menyatakan MSG adalah benda yang aman atau berbahaya untuk dikonsumsi.
Tetapi apabila kita melihat bukti yang sudah ada, MSG aman untuk dikonsumsi dalam kadar yang normal.
Bagaimanapun, penggunaan MSG yang berlebihan dapat mengakibatkan timbulnya gejala – gejala sakit. Untuk mengetahui batas konsumsi MSG pada tubuh adalah dengan cara melihat kemampuan tubuh menerimanya.
Apabila tubuh mulai merasakan gejala Chinese Restaurant Syndrome maka sebaiknya MSG perlu dikurangi atau dihindari. Umumnya makanan yang menggunakan MSG terdapat pada makanan yang dianggap tidak lezat atau bahkan makanan yang kurang aman untuk dikonsumsi.
Oleh karena itu, pengonsumsian makanan dengan diet sehat dan gizi seimbang sangat dianjurkan karena sudah sepantasnya penggunaan MSG pada makanan sehat pasti dalam kadar yang rendah.