News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Mahasiswa UNDIP Sulap Ciplukan Menjadi Obat Tifus

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Buah ciplukan

Ditulis oleh : Andika Agus Budiarto

TRIBUNNERS - Tahukan Anda ternyata tanaman ciplukan berkhasiat bagi kesehatan? Tanaman ciplukan merupakan tanaman yang dapat tumbuh dimana saja serta sering ditemukan pada daerah persawahan.

Ciplukan kerap dianggap hama karena dapat merusak tanaman lainnya.Tapi, ditangan sekelompok mahasiswa Universitas Diponegoro, tanaman ciplukan dijadikan obat untuk menyembuhkan penyakit tifus.

Mereka adalah Andika Agus Budiarto (Fakultas Kedokteran), Febrianto Simanullang (Fakultas Kesehatan Masyarakat), Komang Veni Widyanti (Fakultas Psikologi) dan Gianina Dinda Pamungkas (Fakultas Kedokteran).

Keempatnya mengembangkan kandungan flavonoid, saponin, dan alkaloid sebagai anti bakteri melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian (PKM-P).

Hingga saat ini penyakit demam tifoid masih merupakan masalah kesehatan di negara-negara berkembang termasuk di Indonesia.

Kejadian demam tifoid di dunia sekitar 16 juta kasus setiap tahunnya, sedangkan sebanyak 7 juta kasus terjadi di Asia tenggara dengan angka kematian 600.000 per tahun. Di Indonesia sendiri ditemukan sekitar 760-810 kasus per 100.000 penduduk pertahun dengan dengan angka kematian 3,1-10,4 %.

Andika mengatakan bahwa mereka sangat prihatin dengan banyaknya angka kejadian demam tifus saat ini. Serta rata-rata penyakit itu dianggap menjadi penyakit biasa dimasyarakat padahal apabila tidak ditangani dengan tepat maka penyakit ini akan bisa berdampak buruk bahkan bisa menyebabkan kematian.

“Penelitian ini kita lakukan menggunakan hewan uji coba yaitu tikus yang sudah diinduksi bakteri Salmonella Thypii. Kemudian kita membandingkan dua kelompok control perlakukan dengan ekstrak ciplukan dan perlakukan dengan obat kloroamfenikol," ujar Febrianto.

Gianina menambahkan bahwa penelitian ini menggunakan metode kultur darah untuk pengujiannya yaitu dengan mengambil darah tikus setelah diberikan perlakuan dan di tumbuhkan ke dalam media bactec dan diinkubasi selama 5 hari.

Kemudian bakteri tersebut disuburkan dan ditumbuhkan pada media kultur Mac Conkey untuk melihat pertumbuhan bakteri, dilanjutkan dengan uji biokimia untuk mengidentifikasi bahwa bakteri yang tumbuh itu jenis Salmonella thypii atau jenis bakteri yang lain.

Dari penelitian yang dilakukan diketahui ekstrak ciplukan terbukti mampu mengobati tifus. Hal ini dibuktikan dengan tidak ada pertumbuhan bacteri pada kelompok perlakuan dengan ekstrak ciplukan.

Penelitian yang mereka lakukan menunjukkan adanya potensi tanaman ciplukan sebagai anti bakteri. Ekstrak ini bisa menjadi alternative dalam pengobatan penyakit tifus. Karenanya mereka berharap nantinya ada penelitian lanjutan untuk mengetahui efektivitasnya pada manusia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini