Ditulis oleh : Fraksi Nasdem
TRIBUNNERS - Badan Intelejen Strategis (BAIS) diimbau lebih progresif terhadap gerakan-gerakan aksi terorisme di masa mendatang.
Sebab, para teroris kini bergerak dinamis dengan cara-cara baru yang sulit dideteksi pergerakannya.
Sehingga peran dari BAIS bisa dioptimalkan dengan cara-cara baru baik dengan cara konvensional maupun dengan teknologi tinggi.
Demikian paparan Pimpinan Panitia Khusus (Pansus) revisi UU Terorisme Supiadin Aries Saputra saat Rapat Dengan Pendapat dengan TNI di komplek parlemen, Kamis (16/6/2016).
Politisi dari Fraksi NasDem ini mengatakan bahwa BAIS baiknya mengikuti cara-cara yang dilakukan oleh pasukan keamanan Amerika di Suriah untuk mendeteksi ISIS.
Ia mencotohkan, untuk mengintai ISIS, pasukan keamanan Amerika menggunakan drone di malam hari.
Tujuannya untuk mendeteksi kegiatan para anggota ISIS untuk informasi tambahan bagi pasukan keamanan Amerika tanpa diketahui. Dengan informasi tersebut bisa sangat mudah memukul rata ISIS di daerah yang dikuasainya.
“Pasukan Amerika di sana menggunakan drone di malam hari, bukan siang. Kalau siang pasti ditembak ISIS. Infonya dikumpulkan, disaat yang tepat ISIS digempur oleh pasukan Amerika,” ungkapnya.
Selain Drone, BAIS juga diimbau untuk mengawasi penyebaran konten-konten radikal di cyber space.
ISIS melakukan propaganda radikalismenya melalui internet dan menyebarkan paham serta ideologinya keseluruh dunia.
Cara propaganda tersebut terbukti ampuh dan ratusa relawan ISIS datang dari seluruh penjuru dunia termasuk Indonesia.
“Sehingga perlu kiranya BAIS juga melakukan kerja analisisnya di cyber space. Laporannya akan sangat membantu pemerintah atau lembaga yang membutuhkannya guna mencegah aksi terorisme,” katanya.