News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners

Luar Biasa! Kapal Tanpa Awak karya Mahasiswa UI Raih Peringkat 5 Dunia di Amerika

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tim AMV UI

TRIBUNNERS - Sejumlah mahasiswa UI yang tergabung dalam Autonomous Marine Vehicle Team Universitas Indonesia (AMV UI) berhasil meraih juara ke-5 Dunia pada ajang kompetisi kapal 9th International Roboboat Competition yang berlangsung pada 4 – 10 Juli 2016 di Virginia Beach, Amerika Serikat.

AMV UI memperlombakan karya inovatif mereka berupa teknologi kapal tanpa awak bernama Makara-05 (drone permukaan laut) dan Makara-06 (drone bawah laut).

Kemenangan para mahasiswa UI lintas keilmuan sains dan teknologi ini menunjukkan bahwa mahasiswa Indonesia unggul dan mampu bersaing dengan mahasiswa dari kampus terbaik dunia lainnya.

UI berhasil mengungguli tim dari University of Michigan, AS, University of Ulsan, Korea Selatan dan Embry-Riddle Aeronautical University, AS.

Keunggulan kapal Makara-05 dan Makara-06 ada pada manuverability (kemampuan bermanuver) dan kecepatan kapal serta kemampuan merekam gambar, video serta deteksi bentuk di permukaan maupun bawah laut.

Dengan kemampuan tersebut, ke depannya, Makara-05 dan Makara-06 dapat dimanfaatkan sebagai pengganti kerja manusia di permukaan maupun dalam laut guna menunjang aktivitas di bidang seperti keamanan, penelitian bawah laut, serta penanganan bencana sehingga bermanfaat untuk negeri.

Ketua AMV UI Zulfah Zikrina menceritakan pengalamannya saat kompetisi, “Kami sempat mengalami kendala teknis pada tahap robot performance. Hardware kami mengalami gangguan signal dikarenakan faktor lingkungan dimana jumlah satelit yang kami dapatkan di US lebih sedikit dibandingkan saat di Indonesia sehingga kami harus melakukan pemrograman ulang terhadap sistem Makara-05 dalam waktu yang sangat terbatas.”

Lebih lanjut, Zulfah menambahkan, “Permasalahan tersebut dapat dipecahkan dengan adanya kerjasama tim yang baik dan berhasil menghantarkan AMV UI menyelesaikan misi-misi perlombaan dan menunjukkan bahwa tim Indonesia mampu mengungguli kampus-kampus terkemuka dunia dalam ajang kompetisi bergengsi ini.”

Dalam kompetisi ini ada 2 tahap penilaian yaitu static judging dan performance/dynamic robot.

Pada tahapan static juding, kemampuan akademis dan pemahaman teknikal yang mendalam menjadi penilaian utama dan dipresentasikan di hadapan para Juri yang berasal dari Naval Sea Systemnya Command (NAVSEA), Ocean Naval Research (ONR) dan organisasi Naval lainnya.

Terdapat sejumlah komponen penilaian yaitu Penulisan Jurnal, Kualitas materi jurnal, Fisik Kapal, Tayangan Video, Website, Social media, Techical academic oral presentation, Inspeksi robot dan Team interview.

AMV UI mampu menjawab seluruh pertanyaan dari juri sehingga berhasil mengalahkan tim papan atas dari tahun sebelumnya seperti University of Michigan, United States Naval Academy (USNA).

Sedangkan pada tahapan Performance Robot, para kontestan diminta untuk menunjukkan kemampuan kapal dalam menyelesaikan lima misi kompetisi, yaitu Navigasi, Penghindaran Rintangan (obstacle avoidance), Berlabuh Otomatis (automated docking), Mendeteksi Frekuensi Bawah Air (Pinger Location) dan Meluncurkan kapal selam untuk merekam gambar bawah air (Interoperability Challenge).

Kapal Makara-05 atau Drone Permukaan Laut merupakan kapal tanpa awak yang didesain dengan konsep tiga lambung (trimaran) dan pada bagian depan terdapat axe bow yang berfungsi untuk memecah gelombang/ombak sehingga mampu meningkatkan efisiensi waktu.

Sedangkan Kapal Makara-06 atau Drone Bawah Laut merupakan kapal yang memiliki kemampuan sensor mengolah citra objek di bawah laut dan mampu bertahan selama 4 jam di bawah air pada kedalaman hingga 100 meter.

Turnamen ini telah diselenggarakan ke-9 kalinya dan pada tahun ini diikuti sejumlah negara seperti AS, Korea Selatan dan India.

Tantangan yang harus diselesaikan dalam kompetisi ini adalah desain kapal yang mampu dioperasikan kawasan pesisir, baik untuk misi pengamanan, penyelamatan, operasi darurat dan operasi oseanografi, kegiatan riset dan lainnya.

PENGIRIM: Rifelly Dewi Astuti, SE, MM
Kepala Humas dan KIP
Universitas Indonesia

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini