Masykurudin Hafidz, Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat
Keputusan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok untuk mengambil jalur partai politik adalah sikap yang sangat realistis. Dia gagal memecahkan rekor calon independen dengan sejuta lebih dukungan perseorangan.
Padahal jumlah dukungan warga Jakarta yang menyerahkan KTP-nya untuk Ahok mengalahkan semua perolehan suara partai politik di Jakarta, kecuali perolehan PDI Perjuangan.
Risiko besar akan tidak lolosnya sebagai pasangan calon saat mengambil jalur perseorangan mengurungkan niat Ahok. Usaha Teman Ahok bahkan sampai memenuhi syarat yang ditentukan oleh KPU yaitu bersama Heru sebagai pasangan wakil gubernur, belum cukup meyakinkannya menempuh jalur independen.
Oleh karena itu, Ahok perlu menjawab dengan lantang dan keras, bahwa jalur partai politik tidak mengurangi kehendak warga yang dikampanyekan Teman Ahok bahwa Jakarta perlu gubernur terpilih yang benar-benar bebas dari kungkungan negatif dari siapapun.
Partai politik pendukung Ahok pun, juga harus berorientasi kepada kehendak pemilih Jakarta yang semakin tertata, transparan dan mensejahterakan semua.
Masih ada waktu untuk menguji keberanian Ahok, kita tunggu apakah tanggal 3 sampai 7 Agustus ini Ahok bersama Heru mendatangi kantor KPU.
Sehingga dia benar-benar berani “Naik Bus”.