TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kritik keras terlontar dari Ketua Serikat Pekerja Jakarta International Container Terminal (SP JICT) Nova Sofyan Hakim. Kritik itu menyasar kebijakan di PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II, terutama soal global bond.
"Harus saya katakan, global bond Pelindo II tidak jelas. Aset penjaminan berupa proyek infrastruktur pelabuhan tidak jalan. Ini bisa jadi potensi masalah besar" kata Nova di Jakarta, Rabu (1/3/2017).
Pelindo II seharusnya membayar bunga global bond dari proyek-proyek tersebut bukan dari uang sewa anak-anak perusahaan.
"Saya heran, kenapa global bond Rp 21 trilyun ditarik semua sementara proyek tidak berjalan. Bunga Rp 1 trilyun per tahun tentu memberatkan Pelindo II," ucap Nova.
Padahal, menurutnya, jika bunga global bond Pelindo II sebesar Rp 1 trilyun per tahun digunakan untuk revitalisasi peralatan pelabuhan, akan memangkas dwelling time secara signifikan.
Sebab, beberapa pelabuhan petikemas di Tanjung Priok, masih bermasalah soal produktivitas rendah dan dwelling time tinggi. Ia mencontohkan kualitas alat-alat di terminal 3 Tanjung Priok yang kurang handal.
"Padahal di Priok itu harusnya bisa jadi seragam soal pelayanan. Semua sama dari sisi kualitas alat dan sistem," kata dia.
Data di lapangan menunjukkan dwelling time di Priok seperti JICT masih 3,5 hari sementara TPK Koja dan Terminal 3 diatas 4 hari.
Meski begitu, kritik keras yang ia lontarkan bukan berarti pesimistis kepada Pelindo II.
Nova berharap agar global bond bisa solved segera karena dapat berdampak terhadap sustainabilitas usaha Pelindo II ke depan.
"Jangan sampai negara dapat bad legacy atas kebijakan Pelindo II yang sembrono," katanya.