Dikirimkan oleh Kemenhut
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Para negara pihak UNFCCC bertemu lagi untuk kedua kalinya di tahun 2018, untuk menghadiri Bangkok climate change conference, di Kota Bangkok, Thailand.
Bertempat di gedung United Nations (UN) - ESCAP, para negara berjuang keras untuk menyepakati teks negosiasi tentang modalities, procedures, and guidelines (mpgss) dari Paris agreement rule book.
Baca: KPU Dinilai Tidak Konsisten Terapkan Aturan Pemilu
Diawali dengan roundtables on substantive linkages (3/9) sebagai sesi pra pembukaan, pada sesi ini dibahas keterkaitan antar elemen utama Paris agreement rules book secara lebih mendalam.
Elemen-elemen utama dari Paris agreement rules book yaitu, nationally determined contributions (ndcs), adaptation communication, transparency of action and support, global stocktake, compliance, dan dukungan untuk pelaksanaan Paris agreement berupa climate finance dan teknologi.
Baca: Kisah di Balik Kudeta PM Australia Mulai Terkuak
Sementara pada pembukaan konferensi ini, di Bangkok waktu setemat (4/9), Mr Frank Bainimarama, Perdana Menteri Fiji selaku COP23 Presidency, menyampaikan, sesi perundingan di Bonn dipandang belum menghasilkan perkembangan yang signifikan pada semua elemen PA Rules Book.
"Diperlukan sesi tambahan yang memberikan kesempatan kepada negara pihak untuk dapat menghasilkan draft teks dengan tingkat kedetilan yang memadai untuk dinegosiasikan", lanjutnya.
Hal senada juga disampaikan Mr Michal Kurtyka, Menteri Lingkungan Hidup Polandia, sebagai COP24 Presidency.
"Para Negara Pihak perlu memanfaatkan waktu sebaik-baiknya di Bangkok dengan spirit bekerja saling menghormati perbedaan, membangun secara kolektif dengan semangat, untuk mencapai target adopsi Paris Agreement Rules Book di Katowice nanti", ujarnya penuh harap.
Mewakili negara Indonesia, Dr Nur Masripatin, Penasehat Senior Menteri LHK Bidang Perubahan Iklim dan Konvensi Internasional, selaku national focal point UNFCCC, juga menekankan pentingnya tingkat kedetilan dari setiap elemen MPGs dari PA Rules Book.
"Untuk itu delegasi Indonesia telah menyiapkan posisi, yang dituangkan ke dalam draft teks yang siap untuk dinegosiasikan seminggu ke depan," jelasnya.
Dalam acara yang akan berlangsung dari tanggal 4 hingga 9 September mendatang ini, sebanyak 46 peserta delegasi Indonesia pada konferensi Bangkok hadir, yang terdiri dari perwakilan sepuluh kementerian/lembaga, yaitu Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Luar Negeri, Kantor Utusan Khusus Presiden RI Pengendalian Perubahan Iklim, Sekretariat Kabinet, Kementerian Keuangan, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Perindustrian, Perusahaan Listrik Negara (PLN), dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Dari pertemuan ini, akan dihasilkan draft teks negosiasi yang ditargetkan untuk diadopsi para negara pihak UNFCCC dan Paris agreement, dalam Pertemuan Para Negara Pihak (UNFCCC) ke-24, yang akan diselenggarakan di Katowice, Polandia, pada 3-14 Desember 2018.(*)