News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Guna Hindari Stres, Anak-anak Sebaiknya Bermain Sembari Belajar

Editor: Samuel Febrianto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dikirimkan oleh Anas Ahmadi Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Surabaya

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekolah adalah dunia untuk menimba ilmu pengetahuan. Di sanalah anak-anak didik tumbuhkembang menjadi manusia yang memiliki yang berjiwa  humanis, dan jika merujuk pada pandangan Socrates, menjadi manusia yang memiliki virtue tinggi.

Dalam perjalanan mencari ilmu tersebut tentulah rintangan selalu menghadang. Hal tersebut tak dapat dipungkiri, bukankan semakin tinggi ilmu seseorang, semakin tinggi pula rintangannya.

Semakin tinggi pohon, semakin tinggi angin yang menghembusnya. Begitu juga dengan sekolah, semakin lama tingkat kesulitannya semakin tinggi.

Baca: Trump Tarik Dana Bantuan Rumah Sakit Palestina Senilai Rp. 370 M

Jika merujuk pada filosofi pembelajaran, mulanya realis menjadi surialis, mulanya konkret menjadi abstrak, mulanya belajar yang permukaan, kemudiaan belajar yang dalam.

Anak-anak kita, anak didik kita yang duduk di bangku sekolah dasar masih mungil, imut-imut. Mereka, dengan pemikirannya yang imut-imut juga,  kadang tak mampu menghadapi tugas yang berlebihan dari sekolah.

Tentunya, sekolah tidak memberikan tugas yang berlebihan sebab sekolah sudah memahami standar pembelajaran.

Namun, dalam pemikiran sang anak dengan daya cerap tingkat anak-anak, berpikir bahwa tugas yang dia kerjakan melampaui beban.

Baca: Calon Anggota Legislatif PSI Asal Sumatera Barat Ini Rela Putus dari Pacarnya karena Beda Partai

Ia sendiri merasa bahwa dunia anak-anak adalah dunia bermain, bukan dunia bekerja. Ya, bekerja mengerjakan tugas ini dan itu dan tetek bengek lainnya.

Jika anak-anak merasa tugas di sekolah terlalu banyak, lambat laun anak menjadi stres.

Semakin lama stress tersebut menumpuk dan akan meledak dalam bentuk yang lain, misal anak menjadi liar suka bolos.

Ini adalah bentuk pelarian dari belenggu tugas yang membelenggunya setiap hari. 

Belum lagi tekanan dari orang tua yang anaknya harus juara dan juara. Padahal, anak itu ada yang kemampuan starting point-nya kurang bagus, tapi di akhir bagus. Ibarat pembalap, kalah start, menang di tikungan.

Sekadar info,   berdasarkan rujukan dari Kompas.com dengan judul Tak Bisa Selesaikan PR, Siswi Kelas 6 SD mencoba bunuh diri  dan di Tribunnews.com dengan judul seorang murid SD di China mencoba bunuh diri gara-gara frustasi tak bisa kerjakan pr sekolah menunjukkan bahwa  anak-anak dalam kondisi psikologis stres yang berat. Karena itu, tidak ada salahnya jika mereka bermain sembari belajar. Sebaliknya, belajar sambil bermain.


 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini