Oleh Osmar Tanjung, Sekretaris Dewan Eksekutif Pusat Kajian Pengembangan Berdikari (PKP Berdikari)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Tidak lama lagi perhelatan Para Games akan diselenggarakan di Jakarta. Presiden Jokowi dalam beberapa hari terakhir ini sudah menyapa dan memberi semangat kepada para atlit, pelatih dan tim official lainnya.
Kunjungan Presiden Jokowi memberi semangat baru, meningkatkan kepercayaan atlit dan anggota tim dalam menyambut pesta olahraga bagi insan difable.
Asian Games ke-18 yang diselenggarakan di Jakarta dan Palembang menuai sukses besar dan mengundang decak kagum dunia. Sukses ini, bukan saja karena upacara pembukaannya yang spektakuler dan menakjubkan, tetapi juga telah menempatkan Indonesia sebagai Juara ke-4, di bawah Tiongkok, Jepang dan Korea.
Melejit jauh dibanding Asian Games ke-17 di Korea, yang ‘hanya’ menempatkan Indonesia sebagai Peringkat 17 dengan perolehan 4 medali emas, di bawah Malaysia, Singapura, Thailand dan Mongolia. Perjuangan atlit memenangkan setiap medal, seperti "pahlawan di medan pertempuran" yang siap mengalahkan setiap lawan yang menghadangnya.
Percaya atau tidak, keberhasilan Asian Games telah masuk dalam agenda Nawacita 8 yakni Revolusi Karakter Bangsa yang dimasukan dalam salah satu Program Indikatif “mendukung kegiatan budaya dan olah raga Indonesia di kancah internasional”.
Sepanjang Juli hingga September 2018, PKP Berdikari melakukan "SurveI Persepsi Masyarakat soal pandangan masyarakat tentang Nawacita".
Arimbi Heroeputri, Ketua Tim Survei PKP Berdikari menjelaskan survei yang dilakukan di 131 Kabupaten/Kota, mencakup 593 responden. Program indikatif mendukung kegiatan budaya dan olah raga Indonesia di kancah internasional ditempatkan sebagai program indikatif yang keberhasilannya mendapatkan skor tertinggi (78,9%).
Padahal survei dilakukan sepanjang bulan juli, sebelum Asian Games ke-8 dilaksanakan. Bagaimana mungkin para responden telah bisa memprediksikan sesuatu yang belum tejadi sebagai keberhasilan Nawacita 8. Apakah ini kebetulan atau petunjuk dari Illahi? Wallahualam.
Bagi saya, tampaknya ada peristiwa yang signifikan dari kegiatan budaya dan olah raga di kancah internasional yang cukup sering memperoleh penghargaan internasional.
Untuk budaya, misalnya kemenangan Indonesia dalam berbagai Festival Paduan Suara tingkat dunia cukup sering terdengar. Sebut saja Paduan Suara the Resonanz Children’s Choir (TRCC) yang menjadi pemenang dalam European GP for Choral Singing, di Slovenia (April 2018).
Sementara untuk olah raga beberapa peristiwa, seperti panjat tebing, sepak bola, wushu dan lari jarak pendek. Bedanya, kebanyakan keberhasilan di bidang budaya di atas adalah usaha warga dengan sedikit campur tangan Negara/Pemerintah, sementara di bidang olah raga campur tangan Negara lebih kentara.
Keberhasilan di Asian Games ke-18 memang merupakan pekerjaan besar bersama, mulai dari para pekerja seni, membangun infrastruktur dan organisasi-organisasi induk olah raga. Kesuksesan ini di arrangement dan dikelola dengan baik oleh Erick Tohir selaku Ketua OC.
Integritas Erick Tohir dan harapan menjadikan Indonesia bangsa yang besar diinterpretasi dan dilakoni Erick Tohir dengan baik yang memenuhi harapan Presiden dan Wakil Presiden RI. Indonesia lagi bangkit di bawah kepemimpinan Jokowi-JK.