News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Ani Yudhoyono Meninggal

“Ani Yudhoyono, Ibu yang Menyatukan Bangsa”

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jenazah Ani Yudhoyono, istri Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (2/6/2019). Jenazah Ani Yudhoyono dimakamkan di Blok M 129, dekat dengan makam istri presiden ketiga BJ Habibie, Hasri Ainun Habibie.

Oleh : Hinca IP Pandjaitan XIII
Sekjen Partai Demokrat dan Anggota Komisi III DPR RI

TRIBUNNEWS.COM - Di mata saya, Ibu Ani Yudhoyono adalah sekuntum melati yang wanginya abadi.

Simbol dari perempuan Indonesia yang menunjukkan kekuatannya lewat kelemah-lembutan dan sifat welas asih.

Seorang ibu dari dua orang putra yang kemudian menjelma jadi ibu negara untuk sebuah bangsa.

Tanpa kita sadari, selama sepuluh tahun kebangkitan bangsa di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ada tangan lembut Ibu Ani yang senantiasa merajut persaudaraan kita sesama bangsa.

Beliau adalah pribadi unggul yang enggan untuk menonjolkan diri.

Sosok ibu yang senantiasa hadir di tengah-tengah kita semua. Jejak cintanya pada Indonesia sudah terlukis manakala beliau lahir di tengah-tengah keluarga tentara.

Ayahnya Letjen Sarwo Edhi Wibowo adalah seorang pejuang kemerdekaan sekaligus patriot Pancasila yang berperan besar menyelamatkan Republik ini di saat paling genting.

Jejak itu menjelma jadi langkah besar ketika jodoh mempertemukan beliau dengan Bapak Susilo Bambang Yudhoyono.

Sekretaris Jenderal Demokrat Hinca Pandjaitan. (Tribunnews.com)

Ibu Ani Yudhoyono adalah putri dan istri seorang tentara yang menjelma jadi ibu dari segala anak bangsa.

Pikiran ini terus membawa saya pada masa-masa tenang kita berbangsa.

Saat kita menyembuhkan diri dari luka-luka yang sempat memporak porandakan. Ketika kita mulai membangun kembali kepercayaan diri.

Masa dimana kebangkitan kembali Indonesia dianggap sebagai sebuah keajaiban ekonomi.

Kita sempat diuji oleh bencana besar tetapi tetap menguatkan satu bangsa.

Saya merasakan cinta Ibu Ani untuk bangsanya menjadi inspirasi kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Beliau tidak sekalipun pernah absen untuk hadir di tengah-tengah kita.

Sekarang ibu Ani telah pergi meninggalkan kita semua.

Duka seringkali membawa penyesalan. Betapa sedikit waktu untuk berterima kasih.

Betapa banyak masa terbuang kita melupakan jasanya.

Sekarang kita yang ditinggalkan hanya bisa mengingat sementara pikiran menuntun kita mencium wangi melati yang ditebarnya untuk bangsa.

Ibu Ani Yudhoyono dipanggil oleh Sang Pencipta tetapi beliau hidup abadi dalam kenangan bangsa.

Teriring doa untuk Ibu Ani Yudhoyono. Kami, putra-putri bangsa telah menjadi saksi betapa hidup Ibu telah diabdikan untuk bangsa ini.

Dan saya bersaksi, bahkan di pemakamannya sekalipun, Ibu Ani kembali menyatukan kita sebagai bangsa.

Semoga Ibu Ani Yudhoyono mendapat tempat mulia di sisi-Nya; yang masih sempat aku saksikan dan mendoakannya 25 menit menuju pukul 11.50 waktu Singapura di ruang emergency NUH, beliau menghadap sang Empunya, Tuhan yang Maha Kuasa.

“Selamat jalan ibu Ani”.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini