News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Quraish Shihab; Teladan Umat Sepanjang Masa

Editor: Husein Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KH. Imam Jazuli, Lc. MA, alumni Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri; Alumni Universitas Al-Azhar, Mesir, Dept. Theology and Philosophy; Alumni Universiti Kebangsaan Malaysia, Dept. Politic and Strategy; Alumni Universiti Malaya, Dept. International Strategic and Defence Studies; Pengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon; Wakil Ketua Pimpinan Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah (Asosiasi Pondok Pesantren se-Indonesia); Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Periode 2010-2015.

Quraish Shihab; Teladan Umat Sepanjang Masa

Oleh: KH. Imam Jazuli, Lc., M.A*

Selamat ulang tahun bagi ayahanda kami tercinta, Prof. Dr. AG. KH. Muhammad Quraish Shihab, Lc., M.A., yang ke-76 tahun. Kami semua menjadi saksi bahwa semua keturunan Arab Quraisy telah berjasa besar bagi bangsa dan negara. Dalam politik, engkau sudah mencontohkan bagaimana menjadi Menteri Agama yang baik di tahun 1998 walau sangat singkat. Di bidang intelektual, engkau telah berkarya menjadi Rektor UIN Syarif Hidayatullah (1992-1998) yang ideal.

Sesandingan antara disiplin agama dan intelektualitas selalu menyertai kariermu; menjadi anggota Lajnah Pentashih Al-Quran Departeman Agama (1989) sekaligus asisten Ketua Umum Ikatan Cendikiawan Mahasiswa se-Indonesia (ICMI); menjadi Pengurus Konsorsium Ilmu-ilmu Agama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, namun juga Dewan Redaksi Studia Islamika: Indonesian Journal for Islamic Studies, Ulumum Quran, Mimbar Ulama, dan Refleksi: Jurnal Kajian Agama dan Filsafat.

Engkau sosok yang nyaris sempurna. Gabungan dari seorang aktivis sekaligus akademisi. Tegas lugas di atas podium. Tuntas mengupas dalam pemikiran. Di satu sisi, engkau tampak sebagai seorang penceramah yang handal di atas panggung dan podium, mengisi pengajian di masjid-masjid jami’ seperti Masjid al-Tin, Sunda Kelapa dan Fathullah, atau stasiun televisi seperti RCTI dan Metro TV.

Di sisi lain, engkau terlihat sebagai penulis produktif: Tafsir Al-Manar (1984), Asma’ul Husna dalam Perspektif Al-Quran (1998), Pengantin Al-Quran (1999), Fatwa-fatwa Seputar Al-Quran dan Hadits (1999), Fatwa-fatwa Seputar Tafsir Al-Quran (1999), Membumikan Al-Quran (1994), Studi Kritis Tafsir Al-Manar (1996), Wawasan Al-Quran (1996), Tafsir Al-Quran (1997), Tafsir Ayat-ayat Tahlili (1999), Tafsir Al-Misbah (2003), Al-Quran dan Maknanya (2010), Tafsir Al-Lubab (2012), Kaedah Tafsir: Syarat, Ketentuan dan Aturan (2013).

Kekaguman penulis pada figur teladan Quraish Shihab, tidaklah sebanding dengan kesaksian KH. Ahmad Musthafa Bisri (Gus Mus) tentang ilmu dan akhlak beliau. Gus Mus pernah mengucapkan, “dan aku bersaksi saudaraku yang alim ini memang habib yang mengasihi, tidak hanya dikasihi,”

Di lain waktu, Gus Mus juga menceritakan, “kalau beliau (Quraish Shihab) di Mesir cari ilmu. Kalau saya cari kawan. Saya cari kawan yang kira-kira ilmunya bisa saya serap,” (Kompas, 22/6/2017).

Kesaksian Gus Mus adalah kesaksian tentang cinta kasih sekaligus pengakuan akan tingginya akhlak dan luasnya ilmu pengetahuan Quraish Shihab. Berbeda halnya, Quraish Shihab di mata KH. Abddurahman Wahid (Gus Dur). Ketika menghadiri acara “Tribute to Prof. Dr. M. Quraish Shihab” di Kampus UIN Jakarta, November 2009, Gus Dur mengutarakan: “ada tiga orang yang sangat saya hormati di Indonesia, Pertama, Pak Quraish Shihab, kedua almarhum Nurcholis Madjid, ketiga Gus Mus.” 

Bagi penulis, Gus Dur yang menempatkan Quraish Shihab dan Nurcholis Madjid sebagai dua sosok yang dihormati, sedang melihat dari aspek intelektualitas dan integritasnya. Akhlak dan budi pekerti luhur terpilin rapi dengan karya-karya dan kecerdasan intelektual di atas rata-rata. Begitulah gambaran Quraish Shihab bagi Gus Dur.

Namun, sekali pun dua tokoh besar seperti Gus Dur dan Gus Mus menaruh hormat dan kagum pada sosok Quraish Shihab, beliau tetap rendah hati. Tidak pernah merasa diri pintar dan berilmu hebat. Salah satu ucapannya yang mengesankan adalah ketika menghormati KH. Ali Yafie, Sang Guru, di hari Tasyakurannya ke-93 tahun. Quraish Shihab berpendapat, “KH. Ali Yafie merupakan sosok yang patut menjadi panutan, terutama tentang caranya menjalani hidup. Beliau api di atas gunung yang semua orang pasti melihat.” 

Bukan hanya mengakui keilmuan ulama yang lebih sepuh dari segi usia, kepada sosok KH. Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha’) pun yang jauh lebih muda dari segi usia, Quraish Shihab tidak segan-segan memuji. Quraish Shihab mengatakan, “sulit ditemukan orang yang sangat memahami dan hafal detail-detail Al-Quran hingga detail-detail fiqih yang tersirat dalam ayat-ayat al-Quran seperti Pak Baha’.

Betapa indah melihat kepribadian M. Quraish Shihab ini, seakan-akan melihat ciri-ciri manusia surga. Andai semua ulama berkepribadian luhur seperti beliau, tentu damai kehidupan bangsa dan negara kita. Dalam hal ini, penulis dapat penjelasan dari beliau tentang cinta. Beliau mengatakan, “semut pun bercinta, binatang pun bercinta, manusia pun bercinta. Cinta pada diri manusia ini sedang hilang, sehingga menjadi persoalan. Padahal semua persoalan bisa diselesaikan dengan cinta: persoalan pribadi, persoalan masyarakat, persoalan politik, persoalan negara. Cinta, cinta, dan cinta,” 

Terakhir, setelah melihat sosok beliau dari jauh, mengafirsi kebenaran pendapat orang-orang yang mencintai beliau, penulis tiba pada apa yang dirasakan ketika membaca karya-karya Quarish Shihab. Bagi penulis, membaca sosok Quraish Shihab, kesan pertama yang muncul, adalah sebuah “maklumat” untuk diketahui oleh umat muslim maupun non-muslim Indonesia, tentang siapa teladan kita hari ini.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini