Selamat Jalan, Sosok Inspirator, Prof. Dr. KH. Nur Samad Kamba. Lc., MA.
Oleh KH. Imam Jazuli, Lc., MA
TRIBUNNEWS.COM - Innalillahi wainna ilaihi rajiun. Pagi dini hari tadi, tanggal 20 Juni 2020. Kita semua, khususnya alumni Universitas Al-Azhar Mesir dikejutkan dengan berita duka.
Guru kita bersama Prof. Dr. KH. M. Nur Samad Kamba, Lc., MA. telah berpulang ke rahmatullah. Banyak tokoh, sahabat, murid dan masyarakat merasa kehilangan. Tak terkecuali Kiai kharismatik NU, KH. Musthafa Bisri, sejak subuh di akun media sosialnya beliau sudah mendoakan dan mengucapkan bela sungkawa suami dari penyair Fatin Hamamah itu.
Banyak kiprah yang sudah beliau emban selama hidupnya, dimulai menjadi santri, mahasiswa Al-Azhar yang berprestasi, dosen, diplomat, peneliti, aktifis organisasi, intelektual dan seorang sufi yang bersahaja. Kesan terakhir ini bisa dirasakan bagi saudara kita yang aktif di pengajian Maiyah Cak Nun. Mereka menilai, almarhum adalah pria yang sederhana, dengan pengetahuan agama, khususnya tasawuf yang luar biasa.
Dalam suatu kesempatan, beliau pernah berpendapat, jika manusia mampu mengenali dirinya dan Tuhan-Nya, ia akan mengenali manifestasi Ilahi lainnya, baik Al-Qur’an maupun alam semesta. Dengan mengenal alam, misalnya, manusia dapat mengetahui cara menyikapi alam sebagaimana mestinya.
Pakar Tasawuf UIN Gunung Djati ini kemudian memaparkan konsep pengenalan diri dengan tasawuf merupakan hal yang dibutuhkan untuk memahami semesta. Ia menekankan, manusia sendiri adalah semesta yang kompleks. “Dalam diri manusia terdapat semesta indrawi, semesta akal, semesta hati, semesta ruhani, dan lain-lain,” katanya di Aula UIN Gunung Djati bersama Cak Nun.
Ketika di Al-Azhar, beliau menulis tesis di Fak. Ushuluddin Al-Azhar tentang Pandangan Akidah dalam Organisasi NU, dan menulis disertasi tentang Epistemologi Sufi dalam Perspektif Syeikh Al-Junayd al-Baghdady. Sebelum wafat, beliau sempat menyelesaikan karyanya yang berjudu “Mencintai Allah Secara Merdeka.” (Imania, 2020). Buku yang ditulis selama 6 bulan ketika sakit.
Selain itu (karya akademisi), beliau telah menulis banyak buku, beberapa yang perlu disebut, diantaranya adalah Fatawa Majlis al Ulama al Indunisi (Terjemah Indonesia ke Arab) terbitan CENSIS. Kemudian tahun
1997 - Universitas al Azhar: Problem Modernisasi Pendidikan Islam terbitan PERTA. 1997 - Al Shirath al Wasath terbitan CENSIS.
1998 - Tasawuf/ Maqamat-Ahwal (Diktat S1). 1999 - Tasawuf dan Metodologi Terbuka (Diktat S2).
Kemudian tahun 1999 - Abdul Karim Amrullah wa Atsaruhu fi al-Harakat al-Tajdidiyah al-Islamiyah bi Minangkabau terbitan CENSIS. 1999 - Al Sirah al Nabawiyah (Terjemah Arab-Indonesia) terbitan Adigna Media Utama. 1999 - Syabakat al Ulama (Terjemah Indonesia-Arab) terbitan CENSIS. 1999 - Al Muhammadiyah wa Nahdlatul Ulama fie Nazhri al Ulama bi al Syarq al Awsath terbitan Mimbar Studi . 2001 - Islam Sufistik (Terjemah Arab-Indonesia) terbitan Mizan dan lain sebagainya.
Sementara karier diplomatnya, ia pernah menjabat sebagai atase pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kairo (2001-2005) dan Atase Konsula Jenderal Haji, di Jeddah, Saudi Arabia (2005-2009). Sementara sebagai aktivis, brliau pernah dipercaya sebagai Ketua Divisi Luar Negeri di Badan Wakaf Indonesia (BWI) tahun 2011. Kemudian Anggota Bidang Kerjasama Luar Negeri di Majlis Ulama Indonesia (MUI) tahun 2011.
Sebagai seorang akademisi, dia menjadi inisiator atas dibukanya program dirasah Islamiyah wal arabiyah di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Ciputat, Jakarta, serta inisiator dibukanya jurusan Tasawuf dan Psikoterapi di UIN Bandung. Beliau lahir di Pinrang, Sulawesi Selatan tanggal 23 September 1958; umur 61 tahun) merupakan dosen pengampu tasawuf pada Jurusan Tasawuf Psikoterapi (TP) Fakultas Ushuluddin UIN SGD Bandung sejak 1998 - sekarang dan ahli Tasawuf dengan menjadi Ketua Jurusan TP periode 1998 - 2000.
Beliau menempuh pendidikan S1, S2 dan S3 dari Universitas al Azhar Cairo dengan mengambil jurusan Akidah dan Filsafat. Saat ini beliau menjadi salah satu marja’ dari maiyah bersama Emha Ainun Najib, Sabrang Damar Mowo Panuluh (Noe Letto), dan Juga Cak Fuad.
Selama perjalanan hidupnya, pria yang akrab disapa Kamba dan sering dijumpai dalam acara Kenduri Cinta (Simpul Maiyah Jakarta) ini pernah mendapatkan beberapa penghargaan, diantaranya dari PT Asuransi Jiwasraya tahun 1990 sebagai sosok yang menginspirasi. Kemudian penghargaan dari UNHAS tahun 1990 atas penelitiannya. Lalu dari KBRI Cairo tahun 1993, PPMI Mesir tahun 2004, Departemen Luar Negeri RI tahun 2005,
HIMA-J TAPSI tahun 2010 dan lain sebagainya.
Selamat jalan, senior dan guru kita bersama. Kami sekeluarga turut berduka cita yang sedalam-dalamnya. Semoga, diterima amal ibadahnya, diampuni kesalahannya, dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan ikhlas melepas kepergiannya. Aamiin Ya Rabbal Aalamin.
اللهم اغفر له وارحمه، وعافه ،واعف عنه، وأكرم نُزُله، ووسع مُدخلهُ، واغسله بالماء والثلج والبرد، ونقه من الخطايا كما ينقى الثوب الأبيض من الدنس، وأبدله داراً خيراً من داره، وأهلاً خيراً من أهله وزوجاً خيراً من زوجه، وأدخله الجنة ،وأعذه من عذاب القبر وعذاب النار.
آمين. الفاتحة
اللهم اغفر له وارحمه، وعافه ،واعف عنه، وأكرم نُزُله، ووسع مُدخلهُ، واغسله بالماء والثلج والبرد، ونقه من الخطايا كما ينقى الثوب الأبيض من الدنس، وأبدله داراً خيراً من داره، وأهلاً خيراً من أهله وزوجاً خيراً من زوجه، وأدخله الجنة ،وأعذه من عذاب القبر وعذاب النار.
آمين. الفاتحة
*Penulis adalah alumni Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri; Alumni Universitas Al-Azhar, Mesir, Dept. Theology and Philosophy; Alumni Universiti Kebangsaan Malaysia, Dept. Politic and Strategy; Alumni Universiti Malaya, Dept. International Strategic and Defence Studies; Pengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon; Wakil Ketua Pimpinan Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah (Asosiasi Pondok Pesantren se-Indonesia); Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Periode 2010-2015.