News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Chief Executive Officer atau Ketua Umum?

Editor: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Persebaya Azrul Ananda.

OLEH : AZRUL ANANDA, Presiden Persebaya Surabaya  

JIKA Anda semua penggemar olahraga di Indonesia, dan punya harapan atau keinginan olahraga kita benar-benar maju, ayo kita berdiam sejenak. Berdoa bersama sejenak. Semoga setelah 2020 ini, akan ada kesadaran baru dan perubahan fundamental di tanah air.

Bukan, yang harus berubah secara fundamental bukanlah atlet atau pelaku industri olahraganya. Perubahan fundamental dimulai sikap pucuk pimpinan federasinya, atau sikap pucuk pimpinan organisasi apa pun yang terlibat di dunia olahraga kita.

Sudah waktunya kita mengubur istilah "ketua umum." Kubur dalam-dalam. Sedalam-dalamnya sehingga tidak bisa lagi digali dan muncul lagi ke permukaan.

Sudah waktunya semua organisasi olahraga di Indonesia dikelola CEO. Ya, Chief Executive Officer, seperti perusahaan-perusahaan dan organisasi profesional.

Tenang, ini bukan sesuatu yang kontroversial. Kalau ingin maju, ini bukan sesuatu yang kontroversial. Kalau kita melihat negara-negara maju, yang notabene olahraganya juga maju, tidak ada organisasi olahraga yang dipimpin oleh "ketua umum."

Adanya justru CEO. Federasi olahraga apa pun di Amerika Serikat, pucuk pimpinannya adalah CEO. Inggris dan Australia sama.

Tidak ada "ketua umum," yang entah bahasa Inggrisnya apa. Adanya ya CEO. Jabatan CEO ini jabatan profesional.

Dia bisa ditunjuk oleh anggota federasi, atau ditunjuk lewat perwakilan anggota federasi. Tapi ini jabatan profesional. Bukan jabatan "pejabat."

Ketika dia ditunjuk sebagai CEO, maka dia harus bekerja dan berfungsi seperti CEO perusahaan. Memastikan organisasi sehat secara finansial, dengan cara-cara yang profesional. Memastikan segala tugas dan kewajiban organisasi terselenggara secara profesional.

Kalau CEO bekerja seperti CEO perusahaan, maka dia harus membuat segala keputusan berdasarkan "hidup-mati" organisasi.

Dalam hal ini, bergantung pada kesehatan finansial dan sustanaibility organisasi itu. Mungkin ada elemen-elemen politis, tapi yang utama adalah berdasarkan penentuan "hidup-mati" organisasi dan anggota-anggotanya.

Seorang CEO tidak bertugas untuk membuat orang-orang bahagia. Seorang CEO harus berani membuat keputusan yang membuat banyak orang tidak senang, kalau itu demi pertimbangan "hidup-mati" organisasinya.

Toh ini jabatan yang profesional. Kalau dia tidak mampu memenuhi tugasnya, atau memenuhi target yang ditetapkan, ya dia bisa diganti.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini