OLEH: Dr. Felicitas Deru Dewanti, SP, MP
INDONESIA negara agraris memiliki keanekaragaman tumbuhan yang sangat tinggi. Banyak tumbuhan yang belum tereksplorasi dan termanfaatkan secara maksimal. Salah satu tanaman yang memiliki manfaat ganda, baik sebagai bahan pangan yang bernilai gizi tinggi dan memiliki khasiat sebagai obat adalah tanaman Krokot (Portulaca oleracea L).
Selama ini Krokot masih dianggap sebagai tumbuhan gulma, bagi sebagian orang, krokot mungkin dianggap sebagai tumbuhan biasa. Tanaman ini bisa tumbuh di mana saja, malah sering dianggap sebagai gulma bagi tanaman lain meskipun ada sebagian masyarakat yang telah memanfaatkannya untuk dikonsumsi atau untuk pakan ternak yaitu pakan tambahan bagi burung karena krokot diyakini dapat membuat suara kicauan burung kenari lebih jernih.
Bahkan bisa menambah panjang durasi suaranya, bahkan puluhan tahun yang lalu krokot merupakan makanan jangkrik. Krokot juga lebih dikenal sebagai tumbuhan gulma di sekitar tanaman pangan atau tanaman perkebunan. Krokot dapat tumbuh pada daerah dan kisaran iklim yang luas diberbagai manca negara seperti Eropa, Asia dan Timur Tengah (Mediteria).
Di Indonesia Krokot banyak dapat tumbuh tersebar di berbagai macam daerah.Krokot memiliki banyak jenis diantaranya Portulaca oleracea L. di Indonesia dikenal dengan nama Gelang, di Jawa disebut krokot dan di Madura dinamakan Resereyar. Penyebaran habitat Portulaca oleracea L. di Pulau Jawa mempunyai ketinggian ± 1800 meter di atas permukaan laut.
Krokot memiliki potensi dan prospek yang baik namun belum adanya upaya untuk dijadikan tanaman budidaya sehingga populasinya masih rendah dan tumbuh tersebar secara liar. Peningkatan status tumbuhan liar penghasil bahan pangan fungsional menjadi tanaman budidaya perlu diupayakan dengan startegi identifikasi dan domestikasi
Pengembangan budidaya Krokot memerlukan strategi untuk mendapatkan tanaman krokot yang unggul, mencakup identifikasi dan domestikasi. Identifikasi yang dilakukan mencangkup aspek lingkungan, morphologi dan molokuler hal ini ditujukan untuk mendapatkan karakteristik tanaman Krokot yang baik untuk dapat digunakan sebagai bahan plasma nutfah. Domestikasi atau budidaya bertujuan untuk mengkaji kebutuhan optimal dari tanaman krokot.
Krokot memiliki nutrisi yang sangat baik. Dari beberapa penelitian yang dilaporkan krokot memiliki nilai gizi yang lebih tinggi di banding tanaman sayuran utama dengan kandungan vitamin A, B, beta-karotin, vitamin C, vitamin E, omega 3, omega 6 yang lebih tinggi. Disamping itu tanaman Krokot memiliki sifat pangan fungsional yang mempunyai dampak positive terhadap kesehatan diantaranya adalah antoiksidan dan anti mikroba, alkaloid, flavonoid.
Antioksidan bermanfaat untuk peremajaan kulit, penangkal radikal bebas, pencegah kanker, mengurangi jerawat, meningkatkan kolagen dan anti aging. Di Cina krokot dikenal sebagai obat tradisional untuk mengobati tekanan darah dan diabetes. Sedangkan Indonesia Krokot belum dimanfaatkan secara maksimal. Adanya kandungan antioksidan dan manfaat krokot sebagai anti mikroba maka tumbuhan ini dapat dianggap sebagai sumber daya pangan lokal yang potensial, khususnya sebagai sumber bahan pangan fungsional. Dalam memenuhi kebutuhan sumber bahan pangan secara kontinyu, aman dan berkualitas maka diperlukan pengembangan budidaya secara intensif.
Pengembangan budidaya krokot memerlukan strategi untuk mendapatkan tumbuhan Krokot yang unggul. Identifikasi dan karakterisasi diperlukan sebagai informasi awal untuk pengembangan tumbuhan Krokot. Identifikasi yang dilakukan meliputi aspek lingkungan, morfologi dan molekuler untuk mendapatkan karakteristik tumbuhan krokot yang baik dan dapat digunakan sebagai plasma nutfah.
Identifikasi morfologi adalah proses yang digunakan untuk mengetahui karakter fenotip dari suatu tanaman, dengan mengamati daun, batang, bunga, buah dan akar serta dan mengetahui hubungan kekerabatan antara spesies. Kelemahan dalam identifikasi secara morfologi dapat diatasi dengan identifikasi molekuler.
Marka molekuler merupakan marka yang efektif dalam analisis genetik karena sifat genetik cenderung stabil pada perubahan lingkungan dan tidak dipengaruhi oleh umur sehingga marka genetik dapat memberikan informasi yang relatif akurat. Teknik identifikasi molekuler yang digunakan dalam penelitian yang dilakukanadalah penggunaan marka Random Amplified Polymorphic DNA ( RAPD).Teknik RAPD merupakan metode analisis pada tingkat DNA yang menggunakan primer acak untuk menetapkan hubungan kekerabatan antar spesies tanaman .
Tujuan Penelitian adalah 1. Memperoleh karakteristik aspek agroekologi dalam menentukan pola sebarandistribusi, analisa vegetasi dan kandungan nutrisi tumbuhan krokot (Portulaca oleracea L.). 2. Memperoleh keterkaitan karakter morfologi tumbuhan krokot (Portulaca oleracea L.) pada berbagai ketinggian tempat. 3. Mengetahui efektifitas dan akurat penanda morfologi dibandingkan dengan penandamolokuler pada analisis kekerabatan tumbuhan Portulaca.
Manfaat penelitian 1.Tersedianya informasi tentang tumbuhan krokot yang mempunyai kandungan nutrisisebagai bahan pangan substitusi. 2. Mendapatkan karakteristik morfologi berbagai tumbuhan krokot dari ke tiga lokasiketinggian. 3. Menghasilkan tanaman budidaya dan pengkayaan plasma nutfah (FDD).
* Dr. Felicitas Deru Dewanti, SP, MP merupakan dosen Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian UPN Veteran Jatim.