PADA suatu kesempatan menemani istri berbelanja sayuran di pasar tradisional Ciputat. Setelah melewati sekian banyak kios di lorong pasar, langkah kami terhenti karena tertarik dengan aktivitas seorang ibu paruh baya penjual sayuran dan lauk pauk di kios kecilnya.
Seorang ibu dengan kerudung hijaunya menutupi rambut putih yang telah nampak disana-sini.
Mulutnya tak pernah berhenti bergumam melafazkan nama-nama asma Allah.
Tidak hanya itu, kami juga mendengar lantunan morotal Alquran yang ke luar dari suara riuh rendah handphone jadul atau zaman dahulu yang berada di dekatnya, sambil menawarkan sayuran dan lauk pauk kepada setiap pengunjung yang lewat.
Kios kecil ini barangkali menurut saya lebih cocok bila dikatakan "lapak jualan" yang dipenuhi dengan barang dagangan berupa sayuran dan lauk pauk.
Dari hasil pengamatan kami sesaat ternyata usaha si ibu ini nampak terlihat ramai, hal ini dilihat dari banyaknya pembeli mampir ke kios tersebut untuk membeli sayuran atau lauk pauk yang ia jajakan.
Keingintahuan kami berlanjut karena sepanjang kami mengamati si ibu ini seringkali memberikan uang sedekah kepada setiap pengemis yang datang ke lapak jualannya.
Hal inilah pada akhirnya mendorong kami untuk menyambangi ibu tersebut di lapaknya.
Singkat cerita kami pun bertegur sapa, disela-sela memilih sayuran kami sempat menyanpaikan beberapa pertanyaan kepada ibu tersebut.
Cerita dialog antara kami dengan ibu kira-kira seperti ini.
Kami: "Ibu mohon maaf apakah ibu ada waktu sebentar saja, kami ingin bertanya beberapa hal, pertama nama ibu siapa?, dan Saya perhatikan, enapa ibu senantiasa mendengarkan lantunan morotal Alquran selama ibu berada di kios dan kenapa pula ibu senang memberikan sedekah kepada setiap pengemis yang datang meminta ke kios ibu?"
Dengan suara lembut yang keluar dari mulut yang dipenuhi sirihnya terdengar si ibu menjawab: "Namaku Rukmini mas dan mba, diselingi perkataan candanya. "silahkan dilihat lihat dulu sayuran dan lauknya, siapa tahu mas dan mbanya berminat."
Ia pun melanjutkan pembicaraannya, orang di sekitar pasar ini lebih sering memanggil saya dengan panggilan atau sebutan "Mbo Ruk..." biar lebih akrab celotehnya.
Ia pun melanjutkan pembicaraannya untuk menjawab pertanyaan pertama kami.
Baca juga: Sandiaga Uno Dukung Gerakan Bersedekah Bersama di Bulan Ramadan
Ibu: "Mas dan mba, mbok ini memang berpendidikan rendah, namun Mbok .. meyakini bahwa setiap ayat-ayat Alquran yang mbok dengar dan kemudian mbok mengulangi bacaannya mudah-mudahan menjadi safaat di akherat kelak, sebagaimana hadist artinya Abu Umamah al-Bahili, Rasulullah SAW bersabda, "Bacalah Alquran, maka sesungguhnya ia akan datang di hari kiamat memberi syafaat."
Hadist sahih ini diriwayatkan Imam Muslim, begitu ujar si mbok yang seakan-akan ingin memberi penekanan pada kalimat terakhirnya.
"Mbok juga merasakan bahwa dengan mendengarkan dan membaca Alquran hati mbok merasa tenang dan hati mbok menjadi sejuk selama berada di lapak ini."
Obrolan kami sempat terhenti karena si mbok melayani pembeli lain.
Selang beberapa waktu kemudian si mbok melanjutkan pernyataannya untuk menjawab pertanyaan kedua.
Ibu: bersedekah yang mbok lakukan semata-mata sebagai bentuk rasa syukur, kerena mbok merasa yakin bahwa untuk urusan rejeki yang mbok terima sudah merupakan ketentuan dari Allah, kita hanya disuruh berusaha biarkanlah Allah yang mengaturnya.
Sebelum ia melanjutkan untuk menambahkan jawaban pertanyaan yang kedua, candaan khas celoteh mbok keluar kembali: "Lho-lho kok ngobrol melulu kapan belinya nih,"....ia sempat terkikik-kikih tertawa".
Ibu: .....keyakinan mbok bertambah mas dan mbanya,... manakala mbok senantiasa bersedekah begitu pula senantiasa mbok dimudahkan rejeki, hal ini terbukti hampir setiap hari dagangan mbok terjual habis.
Tidak sampai disitu pernyataan mbok berlanjut sambil bersungut-sungut mengingat sesuatu,.. si mbok menambahkan pernyataannya dengan sebuah ayat yang artinya: "Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepadaNya-lah kamu dikembalikan." (Q.S.Al Baqarah: 245).
Setelah membacakan sebuah ayat di atas si mbok menambahkan perkataannya bahwa dengan bersedekah tak akan mengurangi harta kita, sebaliknya ia akan menjadi pembuka pintu rezeki, seakan-akan ia ingin menekankan perkataan terakhirnya .
Kekaguman kami dari pernyataan seorang ibu pedagang sayur belum habis, perbincangan kamipun sempat terputus karena sang ibu beralih melayani pembeli lain.
BERSAMBUNG......
Penulis: Denny Nuryadin (relawan BAZNAS)