News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Jejak Mbah Josari, Tokoh Penting Pati Mertua Panembahan Senopati

Editor: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

GREBEG SYAWAL : Bergodo Kraton Yogyakarta bersiap melaksanakan Grebeg Syawal di komplek Kraton Yogyakarta, Kamis (7/7). Grebeg 1 Syawal 1437 H merupakan simbol ucapan syukur Kraton Yogyakarta atas rejeki dan keselamatan dari Tuhan YME. TRIBUNJOGJA/Bramasto Adhy

OLEH : MANUMAYASAISHAQ, Pegiat Literasi Sejarah di Pati  

WARGA sekitar Dukuh Kemiri, Desa Sarirejo, Pati, Jawa Tengah menyebut gundukan tanah di tengah lahan telantar milik warga adalah makam Mbah Josari.

Menurut kesaksian warga dari dulu di lahan itu ada sebuah makam, yang pernah dikeramatkan mereka yang mengetahui riwayat makam tersebut.

Kondisinya sekarang sudah tidak terurus, dan hanya tinggal segunduk tanah tanpa batu nisan dan ditumbuhi pepohonan.

Ada tanaman pisang yang tampaknya tidak sengaja ditanam warga atau sang pemilik lahan tersebut.

Sekitar 6 tahun lalu Pak Drs Djoko Wahjono dan Pak Asib, keduanya pegiat literasi di Pati menerima laporan warga Sarirejo.

Keduanya tergabung di Yayasan Arga Kencana Pati. Menurut warga bernama Jumadi, ia menceritakan riwayat gundukan yang diduga makam.

Keterangan lain diperoleh dari juru kunci makam Desa Sarirejo. Makam itu disebut makam Mbah Josari.

Makam itu persis berada di  belakang lahan keluarga almarhum Hadi Sudarmo, mantan petinggi Desa Sarirejo era 1950-an.

Djoko Wahjono dan Asib menyebut keberadaan makam tersebut tak terawatt. Di lokasi dulu malah ada kolam lele yang dibuat warga setempat.

Sekarang kolam lelenya sudah tidak ada. Mengingat nama Mbah Josari, nama ini ada kemiripan dengan tokoh Babad Pati yang bernama Raden Bagus Menak Josari.

Menurut Babad Pati, Raden Bagus Menak Josari adalah putra Judhopati Adipati Paranggarudo.

Apakah Josari ini nama lain Rejosari? Menurut Djoko Wahjono, kedua  nama itu memang berkaitan.

Nama Josari singkatan dari Rejosari. Sedangkan dukuh Kemiri ada di desa Sarirejo,. Agaknya nama desa ini diambil dari kebalikan nama Rejosari atau Josari tersebut, dari nama Raden Bagus Menak Josari.

Dari situ, Josari diyakini sesepuh Dukuh Kemiri, Desa Sarirejo. Ia dikenal juga sebagai Ki Ageng Kemiri, suami Nyai Ageng Kemiri.

Dalam catatan silsilah Poestaka Darah Agoeng, tercatat adik Ki Ageng Penjawi adalah Nyai Ageng Kemiri.

Dalam Babad Pati diubah berubah namanya jadi Rayungwulan. Dia istri Ki Ageng Kemiri. Keduanya punya seorang putri yang bernama Ratu Mas Pati, yang jadi permaisuri Panembahan Senopati, pendiri kerajaan Mataram Kotagede.

Berdasar Poestaka Darah Agoeng tertulis Nyai Ageng Ngerang, putri Sunan Kalijaga yang diperistri Sunan Pati (Sunan Ngerang III).

Mereka menurukan dua anak putra dan putri. Putra pertama bernama Mas Panjawi Adipati Pati (Ki Ageng Pati), atau yang dikenal masyarakat luas sebagai Ki Panjawi.

Makamnya ada di Kedung Lumbung, Banjarnegara.

Putri kedua, atau adik Ki Panjawi bernama Nyai Ageng Kemiri, yang menikah dengan Ki Ageng Kemiri

Nyai Ageng Kemiri mempunyai seorang anak bernama Ratu Mas, kelak jadi istri Panembahan Senopati.Dari rahim Ratu Mas inilah lahir raja-raja besar Mataram.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini