Ada begitu banyak catatan menarik yang tidak saja memiliki nilai-nilai humanity, tetapi juga bernilai referensial.
Terlebih, buku ini mendapat kata sambutan yang menarik dari Menko PMK, Prof Muhadjir Effendy berjudul “Kisah Lapangan Mengatasi Pageblug”.
Kesaksian Muhadjir Effendy mengendalikan Covid-19 bersama Doni Monardo, membekaskan kesan yang begitu mendalam.
Ribuan mil jarak telah ia tempuh bersama Doni Monardo dalam berbagai kegiatan kunjungan kerja mengatasi pageblug.
Muhadjir tak henti memuji ketangguhan fisik Doni Monardo, kepiawaian serta kemampuannya mengatasi berbagai rintangan dan tantangan di lapangan.
Buku berukuran B-5 itu tampil anggun sekaligus gagah dengan ketebalan 427 halaman full color.
Selain Sambutan Menko Muhadjir, pengantar penulis dan pengantar penerbit, buku ini berisikan 44 judul utama dan 12 judul turunan, sehingga keseluruhan menjadi 60 tulisan, ditambah galeri foto dan profil penulis.
Sebagai pembuka, Egy menempatkan tulisan berjudul “Kenangan Natuna Dua Jenderal” sebagai judul pertama.
Latar belakang tulisan ini adalah kunjungan KSAL Laksamana TNI Yudo Margono ke markas BNPB/Satgas Covid-19.
Dalam kesempatan itu, Laksamana Yudo dan Letjen Doni terlibat pembicaraan menyusuri jalan kenangan di awal bulan Februari 2020.
Saat itu, keduanya terlibat kerja sama spartan dan solid melayani karantina 238 WNI asal Kota Wuhan, Ibukota Provinsi Hubei, China.
Doni Monardo dalam kapasitas sebagai Kepala BNPB, sedangkan Laksamana Madya (saat itu) Yudo Margono sebagai Panglima Kogabwilhan 1.
Catatan itu sangat menarik, sebab, sebelum virus corona resmi masuk Indonesia 2 Maret 2020, keduanya sudah bersinggungan dengan karantina WNI yang datang dari Wuhan, kota tempat asal-mula virus corona bercokol.
Di Natuna, mereka--antara lain--harus berhadapan dengan demonstran yang menolak aktivitas karantina.