OLEH: Wariani Krishnayanni
Onaria Fransisca, alumni SMA 68 Jakarta, yang tergabung dalam pencinta alam dengan nama ELPALA adalah seorang pendaki yang telah mencapai Puncak Gunung Elbrus, merasakan dinginnya salju pada ketinggian 5.642 Mdpl (18.510 kaki).
Gunung Elbrus merupakan gunung terbesar di Rusia dan tertinggi di benua Eropa, juga menjadi salah satu dari 7 puncak gunung tertinggi di dunia.
Sejak pandemi tiba di Indonesia, menghindari kerumunan, Ona dan sejumlah teman pendaki beralih dari mendaki gunung ke olahraga air dengan SUP (Stand Up Paddle) Board. Meski tergolong cabang olahraga baru, di Indonesia sudah terbentuk Komunitas bernama SUP.ID. sejak tahun 2015.
Bulan demi bulan Onaria belajar bersama teman, mulai dari Danau Cisauk, Sunter, Situ Pengasinan, Bahtera Jaya, Ancol, Anyer. Lalu, ke pantai-pantai di Kepulauan Seribu (Pulau Macan, Pulau Harapan), Pulau Merak Besar, Bungus-Padang Sumatra Barat, Pulau Belitung (Pulau Lengkuas, Pulau Kelayang, Pulau Leebong), Tanjung Benoa-Bali, hingga Kepulauan Nusa Tenggara yaitu Pulau Komodo, Pulau Kelor, Pulau Padar, Pink Beach dan sejumlah tempat lainnya.
"Betapa indah Indonesia, yang terdiri dari banyak pulau dengan budaya dan adat istiadat yang berbeda, nikmatnya berolahraga sambil berwisata melihat pantai dan lautan yang ada dimana-mana. Indonesia memang "surga" dunia" kata Onaria ketika ditemui di Jakarta, Selasa, (22/6/2021).
Pada bulan Juni 2021, komunitas SUP Indonesia mengadakan virtual challange, dengan jangka waktu 5 Juni 2021 pukul 06.00 WIB hingga 5 Juli 2021 pukul 19.00 WIB. Bisa diikuti oleh seluruh warga Indonesia. Panjang kilometer yang dilombakan mulai dari 25, 50 dan 100 kilometer. Peserta berhak memilih secara mandiri sesuai kemampuan.
Dan Ona mengikutinya, dengan pilihan 25 kilometer lebih dulu sebagai pemula. Pendaftaran, dia lakukan pada tanggal 5 Juni 2021, dan telah diselesaikannya pada minggu ke-3, pada Jumat sore 18 Juni 2021. Usaha keras telah menghantarkan Onaria Fransisca (Jakarta) sebagai finisher pertama dalam kelompok 25 kilometer.
"Untuk bisa memenuhi targetnya, dilakukan pada hari Sabtu atau Minggu pada saat libur saja, begitu juga dengan teman lainnya," ungkap Onaria.
Untuk kelompok 100 kilometer, finisher tercepat dari Lampung, Sumatra. Saat cerita ini dituliskan, untuk kelompok 50 kilometer belum terlihat ada yang menyelesaikannya.
Bagaimana cara mengikuti challange ini? Langkah pertama daftarkan diri pada link https://standuppaddle.id/, gunakan aplikasi Strava, Garmin, Paddle Log atau lainnya dengan pilihan sport Stand Up Paddle untuk mendapatkan track maps yang bisa digunakan saat melakukan kegiatan (foto 2, mengelilingi pulau Merak Besar), dan laporkan secara berkala pencapaiannya. Peserta wajib mengikuti aturan dan menggunakan seluruh alat keselamatan yang telah disyaratkan.
Pihak panitia akan mencatat status pencapaian seluruh kompetitor dan peringkatnya yang diupdate pada website standuppaddle.id. dan bisa dilihat oleh semua peserta.
Berlomba secara sportif, jujur dalam melakukannya, bukan hanya mengejar pencapaian belaka untuk menjadi yang nomor satu di antara lainnya. Belajar jujur pada diri sendiri.
Pada akhir sesi, sebuah medali dan marchandise akan dikirimkan pada peserta yang mampu menyelesaikan sebelum batas waktu yang diberlakukan. Tentunya akan menjadi suatu kebanggaan pada masing-masing pribadi.
Sambil berolahraga, berwisata juga mengikuti lomba, Ona dan sejumlah teman perempuannya seringkali menggunakan kain atau baju dari berbagai daerah saat paddling (foto 3), mereka turut serta memperkenalkan kekayaan budaya juga keindahan pantai dan laut Indonesia yang memang luar biasa.
*Wariani Krishnayanni, pendaki gunung/penggiat alam bebas