TRIBUNNEWS.COM -- Rusia menggelar latihan nuklir dengan rudal antarbenua.
Nuklir ini dipercaya mampu menghantam Inggris.
Latihan perang ini dilakukan setelah mantan presiden Rusia Dmitry Medvedev memperingatkan krisis dapat menyebabkan 'akhir umat manusia'
Vladimir Putin telah melakukan latihan nuklir dengan rudal Yars antarbenua yang diluncurkan di sebuah hutan di Siberia barat.
Jangkauan rudal 7.500 mil berarti mereka akan mampu menyerang negara mana saja di Eropa.
Uji coba itu dilakukan hanya beberapa jam setelah mantan presiden Rusia dan kepala Dewan Keamanan saat ini, Dmitry Medvedev, mengeluarkan ancaman nuklir Kremlin, memperingatkan akan berakhirnya 'keberadaan umat manusia' jika Moskow dihukum karena kejahatan perang.
Sebuah pernyataan dari kementerian pertahanan Rusia mengatakan hari ini: "Lebih dari 100 perangkat keras ikut serta dalam latihan tersebut".
'Peluncuran kendaraan sistem rudal jalan-mobile Yars dari Pasukan Rudal Strategis Rusia' Novosibirsk Missile Formation telah melatih pemindahan selama latihan yang dijadwalkan.
'Saat melakukan manuver mereka, unit rudal dan detasemen tersebar di hutan untuk meningkatkan penyembunyian.'
Mereka berlatih membunuh penyabot palsu, mengintai area peluncuran, dan melewati area 'terkontaminasi', kata kementerian pertahanan.
Baca juga: Bagaimana Reaksi Bumi Bila Benar-benar Terjadi Perang Nuklir? Dunia Disebut Akan Kembali ke Zaman Es
Putin menempatkan pasukan nuklirnya dalam siaga sebelumnya dalam perang dengan Ukraina dan latihan reguler terus diadakan.
Rusia belum mereda dalam serangan pedang nuklirnya, dengan sekutu Putin secara teratur mengancam Barat dengan pemusnahan.
Medvedev hari ini memperingatkan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) harus menahan diri dari mencoba tindakan 'tidak sah secara hukum' terhadap Rusia.
Invasi ke Ukraina terus meninggalkan serangkaian dugaan kejahatan perang, termasuk penembakan berulang terhadap warga sipil, laporan pemerkosaan dan penyiksaan, eksekusi singkat dan penggunaan munisi tandan yang dilarang.
Baca juga: Kenapa Tawaran Proyek Nuklir dari Vladimir Putin Layak Diterima Jokowi? Ini Penjelasan Pengamat