Dari tingkat akar rumput hingga kebijakan nasional dan global, semuanya berpikir tentang adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Hal ini karena perubahan iklim tidak saja berdampak secara ekologis, tetapi juga mengancam kehidupan sosial ekonomi dan kesehatan. Kesadaran manusia tentang dampak tersebut melahirkan pola hidup hijau, konsep ekonomi hijau, ekonomi biru, dan ekonomi sirkular yang mendasarkan diri pada prinsip keberlanjutan.
E. Disrupsi Pandemi Covid-19,
Pandemik yang membuat dunia makin berada dalam ketidakpastian. Karena itu kini orang mulai makin sadar pentingnya pola hidup sehat, alam dan lingkungan yang segar, kemandirian pangan, dan ekonomi moral (gift economy), gotong royong dan kolaborasi.
TRANSFORMASI PENDIDIKAN
Dalam kompetisi era disrupsi ini sulit menemukan best practice, karena semua orang dan semua Lembaga secara serempak merasa gamang, bahkan sebagian sedang belajar. Orientasi pada best practice semata akan membuat kita selalu menunggu langkah orang lain dulu sehingga memposisikan kita sebagai pengikut saja. Tetapi dengan orientasi masa depan maka kita akan memulai langkah sendiri dan lalu kita menjadi acuan. Pilihannya hanya satu, kita harus berubah, Merubah ancaman, disrupsi, tantangan menjadi sebuah peluang besar untuk menjadi pemenang, menjadi leader perubahan tersebut.
Dalam bidang Pendidikan. Revolusi pembelajaran Massive Open Online Studies (MOOS) serta AI (Artificial Intelligence). Dosen memiliki peran penting dalam melakukan kontekstualisasi informasi serta bimbingan terhadap siswa dalam penggunaan praktis diskusi daring. Fungsi dosen pada era digital ini berbeda dibandingkan dosen masa lalu. Setidaknya, dosen harus mampu bersaing dengan mesin dalam hal melaksanakan pekerjaan hapalan, hitungan, hingga pencarian sumber informasi. Mesin jauh lebih cerdas, berpengetahuan, dan efektif dibandingkan kita karena tidak pernah lelah melaksanakan tugasnya. Karena itu, fungsi dosen bergeser lebih berperan sebagai mentor, dan dosen untuk mengarahkan serta mengajarkan nilai-nilai etika, budaya, kebijaksanaan, pengalaman hingga empati sosial karena nilai-nilai itulah yang tidak dapat diajarkan oleh mesin. Sehingga, dosen harus memulai mengubah cara mereka mengajar, meninggalkan cara-cara lamanya serta fleksibel dalam memahami hal-hal baru dengan lebih cepat. Teknologi digital dapat membantu dosen belajar lebih cepat dan lebih efektif untuk berubah dan berkembang. Namun yang lebih penting adalah revolusi peran dosen sebagai sumber belajar atau pemberi pengetahuan menjadi mentor, fasilitator, motivator, bahkan inspirator mengembangkan imajinasi, kreativitas, karakter, serta teamwork siswa yang dibutuhkan pada masa depan.
AGENDA MENJADI WORLD CLASS UNIVERSITY
Dalam situasi disrupsi dan berubah seperti di atas, bagaimana posisi dan peran kampus dan universitas ke depan? Prinsipnya, kampus-kampus harus menjadi bagian dari arus besar perubahan ini, dan posisinya sangat tergantung pada kemampuannya untuk memahami dan merespon perubahan disruptif ini. Oleh karena itu diperlukan sejumlah agenda transformasi untuk semua universitas.
1. Freedom/Moral Force/Inspirator: Kampus/Universitas harus menjadi sumber kekuatan moral dan inspirasi bangsa. Inspirasi adalah proses menggerakkan pikiran dan tindakan orang lain. Oleh karena itu Kampus Merdeka, harus menjadi Lembaga indpenden yang mandiri, sehingga berfungsi sebagai kekuatan moral yang senantiasa memunculkan inspirasi perubahan kearah yang lebih baik, maju dan beradab. Yang berarti harus menginspirasi dengan platform besar bagaimana mengkonstruksi peradaban baru yang dipicu semua disrupsi di atas.
2. Innovator/Kampus menjadi Lembaga pembaharu: Peran universal kampus tidak meninggalkan perannya sebagai sebuah Lembaga yang senantiasa mengusung perubahan/pembaharuan bangsa dan masyarakat akademik dalam menjalankan proses transformasi ini. Lembaga Pendidikan universitas beranggotakan para mahasiswa, insan cendekiawan, researcher atau peneliti, dosen menjadi sebuah Lembaga tempat berkumpulnya para orang orang cerdas dan sangat terpelajar, menjadi tumpuan seluruh masyarkat menjadi agent perubahan dan penyelesaian berbagai masalah didunia dewasa ini.
3. Leadership/Kepeloporan dalam agenda aksi. Dengan berbagai disrupsi besar maka kepeloporan kampus sangat dibutuhkan oleh bangsa dan ummat manusia secara keselurhan untuk menciptakan berbagai terobosan-terobosan baru dalam bentuk agenda aksi baik dalam inovasi teknologi, ekonomi, lingkungan, Kesehatan, pendidikan, maupun inovasi sosial.
4. Anticipating and Reacting:
Dalam era yang berubah dan disrupsi seperti dewasa ini, dibutuhkan kecepatan antisipasi sebagai reaksi perubahan tersebut. Sehingga kampus diharuskan menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. Kampus dan metode Pendidikan yang jalankan, seharusnya dapat mengikuti laju sains, teknologi, lingkungan. “Campuses
have an absolute need to be able to anticipate quickly of the environment changing and be fully prepared."