News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Palestina-Israel Sebulan Setelah Serangan 7 Oktober 2023

Editor: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anak-anak Palestina berlarian saat mereka melarikan diri dari pemboman Israel di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 6 November 2023, di tengah berlanjutnya pertempuran antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas. (Photo by Mohammed ABED / AFP)

TRIBUNNEWS.COM, YOGYA – Persis satu bulan sesudah serangan 7 Oktober 2023, situasi dan kondisi di Jalur Gaza dilaporkan bertambah buruk.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza menyebut lebih dari 10.000 orang tewas di Gaza, akibat bombardemen nonstop oleh Israel.

Aksi balasan Israel atas serangan lintas perbatasan oleh Hamas benar-benar menunjukkan kekejaman yang tidak bisa dideskripsikan lagi.

Ratusan bangunan di Gaza hancur lebur, termasuk masjid, gereja, klinik, rumah sakit, kamp-kamp pengungsi yang ditempati warga sipil.

Tak kurang 70 pekerja medis meninggal dunia, belasan jurnalis di Gaza juga kehilangan nyawa. Dari lebih dari 10 ribu korban meninggal, mayoritas anak-anak, perempuan, dan laum lanjut usia.

Benar-benar pembunuhan massal secara sengaja oleh Israel atas dalih aksi bela diri. Semua hukum kejahatan perang dan kejahatan kemanusiaan diterabas.

Resolusi damai Majelis Umum PBB diabaikan. Kecaman dan tekanan negara-negara Arab dianggap angin lalu.

Baca juga: Skenario Israel Memisahkan Gaza Utara dan Gaza Selatan

Baca juga: Siapa Membom Rumah Sakit Al Ahli di Jalur Gaza?  

Baca juga: Memori Tragedi Sabra Shatila dan Genosida di Jalur Gaza

Kini di lapangan, pasukan darat Israel mengklaim telah memotong wilayah Gaza menjadi bagian utara dan selatan. Kota Gaza (Gaza City) telah dikepung dari semua arah.

Serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober 2023 menewaskan sekurangnya 1.400 warga Israel dan warga asing juga termasuk kejahatan perang dan kejahatan kemanusiaan.

Tapi konflik Palestina-Israel tentu saja tidak dimulai pada 7 Oktober 2023. Perang sudah berlangsung berpuluh-puluh tahun, tanpa ada tanda-tanda solusi damai.

Pembunuhan demi pembunuhan di kedua pihak hanya melahirkan lingkaran kekuasaan tak ada habisnya, dan persoalan geopolitik yang luar biasa rumit.

Sebulan setelah peristiwa berdarah, tekanan publik internasional terasa lebih kuat, dan melahirkan sedikit demi sedikit perubahan sikap di sejumlah kalangan.

Pemerintah AS secara terbuka menyatakan sikap mendukung Israel tanpa syarat. Gedung Putih mengirimkan dua armada kapal induk, kapal selam, sistem rudal THAAD, dan pasukan Marinir.

Armada tempur itu dikerahkan ke Laut Tengah maupun Laut Merah, dan bisa ditebak strategi itu upaya menangkal perluasan konflik yang bisa dipicu serangan dari Yaman dan Iran.

Seorang tentara Israel menutup telinganya saat howitzer artileri gerak sendiri menembakkan peluru dari posisi dekat perbatasan dengan Jalur Gaza di Israel selatan pada 6 November 2023 di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas di Jalur Gaza. (MENAHEM KAHANA / AFP)
Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini