News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Skema MOCN di Balik Kencangnya Isu Merger Operator Telko

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi: Teknisi jaringan XL Axiata bekerja di atas menara BTS di dekat Stadion Gelora Bung Tomo, Kota Surabaya, awal pekan ini. XL Axiata telah melakukan penguatan jaringan untuk menyukseskan Piala Dunia U-17 Indonesia. Penguatan dilakukan antara lain berupa penambahan kapasitas BTS (base transceiver station) yang menyasar pada sekitar 16 ribu BTS (2G/4G) di empat kota.

Kata Presdir dan CEO IOH, Vikram Sinha, untuk mengimplementasikan MOCN mereka bekerja sama bergotong royong dengan mitra teknologi Nokia, Huawei dan Ericsson, dan mitra-mitra transmisi, core, prasarana menara, dan serat optik.
Pendapatan meningkat

Jumlah BTS 4G IOH naik dari 120.000 pada akhir 2021 menjadi 180.000 buah pada akhir 2022, sebagiannya dimodernisasikan dengan teknologi baru, posisi lokasi BTS Indosat dan Tri yang berdekatan pun diatur kembali. Ini membuat pengalaman baru bagi pelanggan, atau memikat calon pelanggan, apalagi karena ada beda tarif layanan IOH dibanding operator lain.

Dalam waktu singkat pelanggan IOH naik 62,5 persen dari 65 jutaan menjadi 102,2 juta pada akhir 2022, setahun setelah IOH resmi beroperasi.

Hal yang belum pernah terjadi, operator gabungan itu meraup kenaikan pendapatan sebanyak 48,9%, dari Rp 31,4 triliun menjadi Rp 46,8 triliun, lebih tinggi dari perkiraan yang sekitar Rp 41 triliun.

Laba IOH melampaui angka yang pernah terjadi selama dua tahun saat masih menjadi Indosat Ooredoo yang sekitar Rp 1,04 triliun masing-masing tahun, menjadi Rp 4,7 triliun pada akhir 2022.

Mereka meraih peningkatan pendapatan sebesar 8,48% pada triwulan 3 tahun 2023 ini menjadi Rp 37,46 triliun, naik dari Rp 34,5 triliun pada periode sama tahun 2022.

Namun memang labanya justru turun dari Rp 3,64 triliun menjadi Rp 2,78 triliun. Antara lain akibat meningkatnya beban perusahaan dari Rp 26,51 triliun menjadi Rp 30,39 triliun.

Menurut Vikram Sinha, kinerja IOH didorong komitmen menjadi yang terbaik, strategi go-to-market terencana, serta fokus memberikan marvelous experience bagi pelanggan.

Skala dan kinerja ini memungkinkan IOH menggapai tujuan menghubungkan dan memberdayakan masyarakat Indonesia dengan mempercepat transformasi digital bangsa.

Skema MOCN yang dilakukan IOH tampaknya menjadi contoh XL Axiata dan Smartfren menyegerakan aksi merger. Walaupun, kini mereka baru saling lirik dan saling taksir, siapa yang akan menjadi pemegang saham pengendali, meski saat ini XL dianggap paling memungkinkan.

Data terakhir menyebutkan, pelanggan XL Axiata 58 juta, Smartfren 36,2 juta, XL punya BTS 170.000 lebih, Smartfren 46.000, capex XL tahun ini Rp 8 triliun, Smarfren Rp 1,5 triliun. Pendapatan XL pada semester 1 tahun ini Rp 15,76 triliun laba Rp 650 miliar, Smartfren Rp 2,79 triliun, rugi Rp 163,23 miliar.

*) Moch S Hendrowijono, mantan Editor Harian Kompas, pengamat telekomunikasi dan transportasi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini