News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Posisi Strategis Houthi dan Lansekap Konflik Timur Tengah Terkini

Editor: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para pengunjuk rasa, salah satunya membawa potret pemimpin Houthi Abdul Malik al-Houthi, meneriakkan slogan-slogan saat unjuk rasa solidaritas dengan rakyat Gaza di ibu kota Sanaa yang dikuasai Houthi pada 5 Januari 2024 di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas di Gaza.

Kenyataan terbaru ancaman Houthi, menjadikan perusahaan-perusahaan pelayaran mengalihkan rute perjalanan ke jalur lama lewat Tanjung Harapan di ujung benua Afrika.

Ini menyebabkan keterlambatan kargo karena lamanya perjalanan dan meningkatnya harga seiring bertambahnya konsumsi dan biaya bahan bakar serta kenaikan asuransi perjalanan.

Bisnis pelayaran terdampak serius, selain berpotensi mengganggu mata rantai (supply chain) pasokan bahan pangan maupun manufaktur industri.

Kapal kargo Galaxy Leader dikawal kapal Houthi di Laut Merah dalam foto yang dirilis 20 November 2023. (Media/Handout Militer Houthi)

Konflik Palestina-Israel dengan demikian berpotensi meluas dan bisa menyeret negara-negara Timur Tengah dan koalisi barat ke peperangan panjang yang mematikan.

Terlebih, elite Israel belakangan berkeinginan pasukan Zionis itu masuk ke Jalur Philadelphia, koridor sepanjang 14 kilometer yang memisahkan Jalur Gaza dan Mesir di Sinai.

Israel menganggap jalur yang dikontrol Mesir itu terlalu terbuka, dan menjadikan kelompok Hamas mampu meningkatkan kemampuan militernya.

Teknologi persenjataan baru, komponen militer dan segala kebutuhan perkuatan senjata dipasok ke Gaza melalui terowongan-terowongan di sepanjang Philadelphia Line.

Keinginan Israel masuk dan turut mengontrol jalur ini bisa mengusik Mesir. Jika tidak dikelola baik-baik, maka konflik bisa kembali berkobar antara kedua negara bertetangga ini.

Campur tangan AS dan Inggris dengan menyerang Yaman tentu saja faktor lain yang mampu mengubah konstelasi konflik di wilayah ini.

Kedua kekuatan imperialis ini juga didukung sebagian kecil sekutunya di Eropa, membentuk koalisi militer Laut Merah.

Misinya menjaga keamanan navigasi di jalur pelayaran strategis ini. Namun koalisi ini rapuh. Prancis, Italia, dan Spanyol menarik diri dari aliansi yang digagas AS ini.

Kehadiran Houthi dan Yaman memang tidak hanya mengejutkan secara politik bagi Timur Tengah. Barat dan terutama Israel meyakini, Houthi adalah proksi Iran.

Pengaruh Iran begitu kuatnya, dilihat dari kemampuan luar biasa kelompok ini melawan koalisi Arab yang gagal mendudukkan kembali rezim Abd Rabouh Mansour Hadi.

Pasukan Arab Saudi yang diperkuat militer Emirat Arab, Bahrain, dan Kuwait, serta ribuan tentara bayaran dari Sudan dan beberapa negara lain, kocar-kacir gagal mengalahkan Houthi.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini