News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Mulai Rontoknya Rezim Uni Eropa Pro-perang Ukraina

Editor: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang warga berselimut bendera Uni Eropa berdiri di puncak sebuah gedung di Alun-alun Maidan, Kiev, Ukraina. Ia menyaksikan kerumunan demonstran yang menyerukan integrasi Ukraina ke Uni Eropa.

Rusia dan Vladimir Putin, di mata empat tokoh ini, tidak akan berhenti di Ukraina saja. Putin akan menyerang Eropa jika memenangkan pertempuran Ukraina.  

Mencermati hasil-hasil pemilu parlemen Uni Eropa di negara-negara utama ini sepertinya memang memberi petunjuk bakal terbentuknya blok baru politik yang berbeda dengan konstelasi saat ini.

Blok baru ini dengan demikian berpotensi mengubah keadaan dan kebijakan Uni Eropa yang sangat agresif sejak pecahnya perang Ukraina.

Blok besar berhaluan kanan konservatif ini juga berpeluang mengubah aneka kebijakan Uni Eropa terkait perubahan iklim, pertanian, kebijakan migrasi, yang jadi isu signifikan di Jerman, Belanda, Prancis.

Namun demikian, konstelasi baru ini meninggalkan tantangan besar karena kelompok-kelompok politik sayap kanan ini umumnya sulit bersatu.

Contohnya, antara Marine Le Pen di Prancis dan Giorgia Meloni di Italia, menunjukkan perbedaan sikap dan pandangan yang kerap bertentangan.

Dalam kass Ukraina, Meloni mendukung Ukraina lewat bantuan keuangan dan senjata, namun menolak penggunaan senjata jarak jauh guna menyerang target Rusia.

Meloni juga menentang keras gagasan Macron untuk mengirim tentara Eropa ke medan konflik Ukraina.

Roma di tangan Meloni, akan berhenti memberikan persenjataan kepada Ukraina kecuali mereka yakin perangkat keras tersebut tidak akan digunakan untuk menyerang jauh ke Rusia.

Di Jerman, suara penentangan kebijakan agresif Uni Eropa lama disuarakan Sahra Wagenknecht, politikus kawakan sayap kiri negara itu.

Wagenknecht tegas menolak peran dan keterlibatan Jerman dalam hal apapun di Ukraina. Ia menuntut penyelesaian damai perselisihan itu, karena khawatir pecahnya perang besar di Eropa.

Tokoh perempuan Jerman itu menyebuut adalah langkah gila mengizinkan Ukraina menyerang target di Rusia menggunakan senjata buatan Jerman.

Wagenknecht membentuk Aliansi Sahra Wagenknecht (BSW),  partai berhaluan kiri di isu-isu ekonomi tetapi punya persamaan dengan sayap kanan dalam isu seperti kebijakan imigrasi.

Aliansi Sahra Wagenknecht meraih dukungan sekira 7 persen suara pemilih Jerman di pemilihan Parlemen Eropa.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini