Setiap konflik ini, meski unik dalam konteksnya, memperlihatkan pola-pola umum ketidakpuasan terhadap pemerintah pusat, diskriminasi, dan perjuangan untuk identitas dan hak-hak dasar.
Memahami sejarah sangat penting dalam analisis konflik karena sejarah menyediakan konteks yang mendalam dan luas untuk akar permasalahan yang terjadi.
Sejarah mengungkapkan pola-pola interaksi, ketidakadilan, dan keputusan-keputusan masa lalu yang sering kali berkontribusi pada situasi saat ini. Dalam kasus Asia Tenggara, sejarah kolonialisme, perpecahan etnis dan agama, serta perubahan politik dan sosial yang drastis memberikan wawasan tentang bagaimana dan mengapa konflik berkembang.
Dengan mempelajari sejarah, kita dapat mengenali akar penyebab konflik, seperti kebijakan divide et impera oleh penjajah, marginalisasi kelompok tertentu, dan ketegangan antara modernisasi dan tradisi.
Selain itu, sejarah membantu dalam memahami narasi dan identitas yang membentuk persepsi dan tindakan kelompok-kelompok yang terlibat dalam konflik.
Memahami sejarah memungkinkan kita untuk belajar dari masa lalu, menghindari kesalahan yang sama, dan merumuskan strategi yang lebih efektif untuk resolusi konflik dan rekonsiliasi.
Untuk memahami lebih dalam akar-akar konflik di Asia Tenggara, sangat dianjurkan membaca buku-buku sejarah yang memberikan perspektif komprehensif tentang wilayah ini.
Beberapa buku yang direkomendasikan antara lain buku karya Asep achmad hidayat yang berjudul Sejarah muslim minoritas etnis melayu di Nusantara ( pattani-thailand, Singapura, Moro-Pilipina dan Timor leste ) serta buku Sejarah islam di subkawasan Indocina ( Kamboja, Vietnam, Laos dan Myanmar. ).
Buku ini menyajikan Sejarah yang lugas dan lengkap perihal Sejarah islam di asia Tenggara. Diharapkan bisa menambah wawasan dan memahami setiap berita yang tersampaikan oleh media.