Oleh: Karyudi Sutajah Putra
Analis Politik pada Konsultan dan Survei Indonesia (KSI)
TRIBUNNEWS.COM - Airlangga Hartarto akhirnya benar-benar terkudeta.
Ketua Umum Partai Golkar itu menyatakan mundur dari jabatannya dalam sebuah video yang beredar, Ahad (11/8/2024).
Pengunduran diri itu, kata Airlangga, berlaku per Sabtu (10/8/2024) malam.
Adapun alasan pengunduran diri itu adalah demi menjaga keutuhan Golkar dan memastikan stabilitas transisi pemerintahan dari Presiden Joko Widodo ke Prabowo Subianto selaku Presiden RI terpilih pada Pemilihan Presiden 2024.
Pengunduran diri itu sesungguhnya adalah 'kudeta terselubung' karena Menteri Koordinator Perekonomian itu sebelumnya menghadapi tekanan dari dalam atau internal dan dari luar atau eksternal.
Tekanan internal itu tercermin dari pernyataan Airlangga ihwal "keutuhan Golkar".
Adapun tekanan eksternal tercermin dari pernyataan Airlangga ihwal "memastikan stabilitas transisi pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo."
Tekanan internal?
Sudah sejak medio 2023 ada desakan dari sejumlah elite partai beringin, termasuk anggota Dewan Pakar Ridwan Hisjam agar Airlangga mundur atau dimundurkan melalui Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub).
Adapun jadwal normal Munas Golkar adalah 13 Desember 2024.
Pasalnya, Airlangga dianggap gagal mengemban amanat partai yang menugaskan dirinya untuk menjadi calon presiden di Pilpres 2024.
Jangankan capres, calon wakil presiden saja tidak.
Pencapaian Airlangga yang membuat Golkar berhasil meraih 102 kursi DPR RI di Pemilu 2024 alias meningkat signifikan daripada Pemilu 2019 yang "hanya" 85 kursi, ternyata tak mengurungkan niat kalangan internal untuk terus menggoyang kursi panas Airlangga.
Baca juga: Profil 3 Calon Ketua Umum Partai Golkar Pengganti Airlangga Hartarto
Bahkan sampai sehari-dua lalu pun Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar Luhut Binsar Pandjaitan mengaku heran karena ada kalangan internal uang masih mendesakkan agenda munaslub.
Luhut pun wanti-wanti jangan sampai Golkar diatur-atur orang lain.
Lalu, tekanan eksternal?
Sehari sebelum menandatangani surat pengunduran diri, Airlangga dikabarkan bertemu empat mata dengan Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Jumat (9/8/2024).
Tak lama setelah keluar dari Istana, ternyata Airlangga menyatakan mundur.
Muncul banyak spekulasi dan isu yang beredar di publik.
Apakah Gibran Rakabuming Raka akan menjadi Ketua Umum Partai Golkar berikutnya menggantikan Airlangga?
Apakah Jokowi akan menjadi Ketua Dewan Pembina Partai Golkar setelah Airlangga lengser?
Menjelang lengser, Jokowi memang butuh parasut yang kuat supaya bisa "landing" atau lengser dengan "smooth" atau halus, bukan "hard landing" apalagi "crash landing".
Selain Gibran, ada sejumlah nama yang disebut kabarnya hendak menggantikan Airlangga yakni Agus Gumiwang Kartasasmita yang kini menjabat Menteri Perindustrian, dan Bahlil Lahadalia yang kini menjabat Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Namun, Agus atau Bahlil hanya akan ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum untuk menggelar Munaslub Golkar akhir Agustus ini.
Apakah yang bisa ditafsirkan setelah pertemuannya dengan Jokowi?
Sekali lagi, kita lihat saja nanti implikasinya.
Yang jelas, Airlangga sepertinya mendapat tekanan eksternal yang tak kuasa ia elakkan.
Ini seperti tekanan eksternal yang ia alami menjelang pencalonan presiden di mana akhirnya Airlangga tak maju sebagai capres dan kemudian Golkar mendukung pasangan capres-cawapres, Prabowo Gibran-Rakabuming Raka.
Sebelum menyatakan dukungan kepada Prabowo-Gibran, diketahui Airlangga dalam kapasitasnya sebagai Menko Perekonomian sempat diperiksa Kejaksaan Agung pada Juli 2023 dalam kasus dugaan korupsi pemberian fasilitas ekspor minyak sawit mentah atau bahan baku minyak goreng di Kementerian Perdagangan.
Kini, setelah terkudeta dari kursi Beringin-1, apakah Airlangga akan mundur dari kursi Menko Perekonomian yang durasinya tinggal dua bulan lagi?
Kita tidak tahu pasti.
Yang jelas, Airlangga sudah mengemasi barang-barangnya dan keluar dari rumah dinas Menko Perekonomian di Widya Chandra, Semanggi, Jakarta Selatan, Ahad (11/8/2024).
Airlangga pun bak "satria wirang" yang keluar meninggalkan gelanggang setelah kalah berperang.
Itulah!