News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

NEWSVIDEO: Mengenang Almarhum Dedi Irawan, Dekan FISIP Unas Jakarta

Penulis: Rahmat Patutie
Editor: Sapto Nugroho
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Laporan Wartawan Tribunnews Video, Rahmat Patutie

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dedi Irawan (46), Dekan FISIP Universitas Nasional (Unas), Jakarta, dikenal sebagai pribadi baik dan humoris di kalangan kampus. Terlebih di fakultas yang dipimpinnya.

Pria asal Palembang, Sumatera Selatan ini dikenal sebagai Dekan yang mempunyai visi dan penuh semangat dalam bekerja.

"Pak Dedi menyebar kebaikan kepada banyak orang, para dosen, juniornya termasuk mahasiswa. Dalam kaitannya mendalami keilmuan dia banyak melakukan penelitian dan publikasi," kata Iskandar Fitri, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, saat berbincang bersama Tribunnews di ruangannya, Kamis (5/2/2015).

Menurut Iskandar, FISIP merupakan salah satu tiang dan penopang untuk perubahan kemajuan kampus yang berdiri sejak 1949 itu. Dengan demikian, salah satu dosen terbaik yang dimiliki Unas itu, kata dia, telah melakukan perubahan besar di FISIP.

Menurutnya, Dedi seorang yang konsisten terhadap profesinya sebagai dosen, berikut komitmen memajukan lembaga universitas menjadi lebih baik. "Dia fokus menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi, mengajar, sekolah, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat," ujarnya.

Corporate Secretary FISIP Unas, Nia Elvina (31) menyebutkan, selain humoris, sang Dekan orang yang asyik saat diajak berdiskusi.

Dikatakan Nia, dosen yang kerap memberikan mata kuliah seminar ilmu politik itu selalu ingin turun ke bawah untuk bekerja bersama, meskipun berstatus sebagai Dekan.

Nia mengaku sempat tak percaya ketika mendengar kabar tak baik tersebut, bahwa atasannya itu telah berpulang ke Yang Maha Kuasa. "Saya shock banget. Kemarin masih sempat kerja dan bercanda bareng. Kami semua civitas Unas kehilangan," terangnya.

Ariandi (23), mahasiswa, sempat berfoto bersama dengan dosen pembimbingnya itu. Hal tersebut setelah dirinya dinyatakan lulus dengan mendapat nilai A seusai ujian sidang skripsi, Selasa (3/2/2015).

"Pak Dedi mengucapkan selamat, sudah diterima skripsi saya, terus kami foto-foto" kata mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi, Jurnalistik itu.

Sebagai mahasiswa FISIP, dirinya sangat kehilangan. Mengingat perjuangannya dalam menyelesaikan tugas akhir tak lepas dari motivasi dan arahan dosen pembimbingnya.

"Pak Dedi selalu memberikan dorongan. Dekan tapi enggak kaya Dekan. Ketemu dengan beliau gampang, enggak harus bikin janji dulu," ucapnya.

Dia mengatakan baru mendapat kabar Rabu pagi, dari broadcast BlackBerry Messenger bahwa dosennya itu telah meninggal dunia. Sekitar pukul 11.00 WIB, ia pun langsung meluncur ke kediaman dosennya untuk melayat.

Sementara itu, Natalia Maria Yesika, seorang mahasiswi FISIP Jurusan Hubungan Internasional, tak pernah membayangkan kehilangan dosen pembimbing skripsinya itu. Padahal, perempuan kelahiran Jakarta 28 Desember 1992 itu sudah bersiap ingin mengikuti ujian sidang skripsi terjadwal sekitar pukul 11.00 WIB, Kamis (5/2/2015). Namun ujian akhirnya tertunda.

Pihak fakultas sengaja menunda hingga 10 Februari mendatang. Meski demikian, secara keseluruhan kegiatan kampus perjuangan ini tetap berjalan seperti biasa.

Sekitar pukul 16.20 WIB, Natalia tampak duduk menunduk di bangku kayu di depan restoran makanan cepat saji, kawasan Buncit, Jakarta Selatan. Ia berkumpul bersama teman-temannya sesama mahasiswa setelah pulang melayat di rumah Dedi Irawan, di Depok, Jawa Barat.

Dirinya masih mengenakan busana lengkap berwana hitam putih, yang merupakan pakaian formal untuk sidang akhirnya.

Meski baru kenal enam bulan belakangan, menurut Natalia, Dedi seorang dosen yang sangat bertanggung jawab terhadap tugas akhirnya. "Pak Dedi selalu menyemangatkan saya untuk sidang skripsi," katanya.

Seperti telah diberitakan sebelumnya, Dedi Irawan (46), Dekan FISIP Unas tewas tertabrak mobil di Jalan Kejayaan, Depok Timur, Kamis (5/2/2015) pukul 05.00 WIB. Ia diketahui hendak menuju ke rumah orang tuanya yang sedang sakit di Jalan BBM, Sukmajaya, Depok.

Dengan mengendarai sepeda motor Honda Vario B 6166 EHQ seorang diri, Dedi berangkat dari rumahnya di Jalan Baladewa I, No 273 RT 2/20, Mekarjaya, Sukmajaya, Depok. Ia melintas melalui Jalan Kejayaan ke arah Jalan Tole Iskandar.

Namun di Jalan Kejayaaan, tepatnya di depan Toko Elektronik Columbus, Sukmajaya, Depok sepeda motor yang dikendarai Dedi diduga oleng karena ditabrak mobil dari belakang. Tubuhnya lalu terlempar ke ruas jalan di arah yang berlawanan. Dan korban pun terlindas mobil.

Hal tersebut dikuatkan oleh keterangan Kanit Laka Polresta Depok, Iptu Budiono, Kamis (5/2/2015).

Menurut Budiono, sejumlah saksi mata meyakini korban ditabrak mobil dari belakang sebelum oleng dan terjatuh serta akhirnya korban terlindas mobil. "Lalu mobil yang menabrak korban langsung kabur," katanya.

Jenazah Dedi sudah dimakamkan di TPU Kalimulya, Cilodong, Kamis pagi setelah sempat disemayamkan beberapa jam saja di rumahnya.

Dedi meninggalkan seorang istri, Ani serta dua orang anak, yakni Andini dan Salfa. Sebelum dimakamkan, korban disalatkan terlebih dulu di masjid di sekitar rumahnya. Keluarga korban dikabarkan masih shock dan belum bisa dimintai keterangan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini