Laporan Reporter Tribunnews Video, Lendy Ramadhan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tes seleksi tahap lanjutan Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (Capim KPK) digelar di Gedung Sekretariat Negara RI, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Selasa (25/8/2015).
Pada tes tersebut, seorang capim yang merupakan dosen di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Laode Muhamad Syarif mengatakan, ingin memprioritaskan pemberantasan korupsi di bidang sumber daya alam (SDA), bila dirinya terpilih nanti.
Laode Muhamad Syarif mengikuti tes seleksi tahap lanjutan Capim KPK, Selasa (25/8/2015). (Tribunnews/Irwan Rismawan)
Laode yang mengenakan batik cokelat tersebut memaparkan bahwa eksplorasi SDA di Indonesia merupakan bidang yang paling rawan dikorupsi terutama di sektor perizinan.
"Passion saya memberantas korupsi itu bakat awalnya menggali tentang lingkungan dan sumber daya alam," ucapnya dalam tes tersebut saat dikonfirmasi pansel tentang prioritas penanganan korupsi bila ia terpilih.
"Tipologi korupsi di situ itu sebenarnya ada beberapa, tetapi yang paling pertama biasanya dimulai dari sektor perizinan," tambahnya.
Selain perizinan, ia juga mengurai, korupsi di bidang SDA juga marak di sektor pembagian hasil eksplorasi yang sering masuk ke kantong-kantong para pejabat daerah secara ilegal, seperti suap, gratifikasi, maupun pungutan liar (pungli) atau pemerasan.
Ia juga memaparkan, SDA merupakan bidang yang amat penting untuk diperhatikan bukan cuma oleh para penegak hukum, tetapi juga lembaga-lembaga lain, terutama SDA yang tidak bisa diperbaharui seperti barang tambang.
Karena bila itu tidak dikelola dengan baik, maka bumi Indonesia bisa hancur.
Dalam tes tersebut, para hadirin tertawa saat ia mengaku takut ketika anggota pansel, Harkristuti Harkrisnowo mendapat giliran bertanya.
"Sekarang giliran saya bertanya," ucap pansel yang merupakan dosen di Fakultas Hukum Universitas Indonesia itu kepada Laode.
Langsung saja capim KPK yang merupakan konsultan hukum lingkungan itu menimpali, "Saya takut."(*)