Laporan Wartawan Tribun Medan / Tarmizi Khusairi
TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Mendapatkan kabar dari media bahwa ibunya menjadi salah satu korban crane (alat berat) besar jatuh di Masjidil Haram. Syafrina Rahayu (30) sempat panik dan was-was, ia pun tidak henti-hentinya melihat perkembangan di televisi, bersama keluarganya yang saat itu ngumpul di rumah mereka Jalan Seroja No 9 Sunggal. Berkali-kali dia telpon orangtuanya, namun tidak dapat jawaban.
Sabtu 13 September 2015, tepat pukul 09.00 WIB telepon Syafrina diangkat oleh ibunya Dewi Laimufida yang disebu-sebut menjadi korban dan dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi.
"Saya telepon ibu saya, ternyata dia tidak menjadi korban, dia hanya mendampingi yang sakit. Cerita ibu saya, saat itu dia dan temannya lagi istirahat duduk-duduk di Masjidil Haram, tiba-tiba crane jatuh dan menimpah bahu teman ibu saya, yang saat ini di rawat di rumah sakit," ucapnya, di Jalan Seroja No 9 Sunggal Minggu (13/9/2015) sore.
Sejak itu keluarga Dewi langsung tenang, namun mereka menyimpan kekhawatiran, dan menelpon ibunya kembali.
"Jam 11 tadi pagi, kami telepon lagi, untuk mastikan ibu saya tidak menjadi korban. Oia saya baca di beberapa media, ada kesalahan nama pada ibu saya, nama di beberapa media cetak dan elektronik nama ibu saya Dewi Laimufi, yang benar Dewi Laimufida," ucapnya.
Syafrina yang siang itu menjaga kedai, juga mengatakan, ia kerab didatangi oleh wartawan dari media cetak elektronik untuk memastikan kabar ibunya.
"Bukan abang aja yang kesini, kami kayak artis Bang, di datangi terus, macem artis la Bang. Tetapi gak masalah lah, yang penting doakan saja tidak ada lagi korban yang jatuh dari Indonesia khususnya Embarkasi Medan," katanya.