Laporan Wartawan Tribun Jateng, Galih Permadi
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Ratusan mahasiswa memainkan teatrikal "Pertempuran Lima Hari" di kawasan Tugu Muda, Kota Semarang, Rabu (14/10/2015) malam.
Acara ini untuk memperingati "Pertempuran Lima Hari" di Semarang tanggal 15-20 Oktober 1945.
Yaitu perjuangan rakyat Indonesia di Kota Semarang melawan Tentara Jepang.
"Peringatan ini membuat saya terkenang kembali peristiwa Pertempuran Lima Hari. Waktu itu kota sudah diduduki Jepang. Namun dengan semangat kemerdekaan, akhirnya kami berhasil mengusir Jepang," ujar Haryanto warga Semarang, pelaku sejarah.
Semangat perjuangan para pejuang mengusir penjajah, menurut Haryanto, harus ditiru generasi saat ini.
"Kami minta semangat kami bisa diteruskan dan dilanjutkan generasi sekarang," kata pejuang yang tergabung dalam Angkatan Muda Republik Indonesia (AMRI) dengan wilayah penyerangan di Depok, Semarang Tengah.
Haryanto mengatakan peristiwa pertempuran lima hari seharusnya tidak hanya bentuk ceremonial saja.
Menurutnya perlu dokumentasi dengan memfilmkan perjuangan warga Semarang dalam mengusir penjajah.
"Kalau bisa difilmkan sebagai dokumentasi bagi generasi sekarang. Juga perlu napak tilas gedung-gedung bersejarah dalam peristiwa Pertempuran Lima Hari. Karena tidak semua generasi sekarang tahu gedung-gedung bersejarah, tahunya hanya Lawang Sewu," ujarnya. (*)