Laporan Reporter Tribunnews Video, Ratino Taufik
TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Groundbreaking pengembangan Bandara Syamsudin Noor, Banjarbaru, Kalimantan Selatan telah dilakukan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla pada Senin (18/5/2015) lalu.
Namun kenyataannya, hingga saat ini di lokasi pelaksanaan groundbreaking tersebut sama sekali tidak terlihat adanya aktivitas proyek yang dilakukan.
Bahkan di lokasi yang masuk dalam kawasan pengembangan bandara, masih ada beberapa warga yang bertahan menempati rumahnya.
Selain itu, di beberapa lokasi terdapat patok dan pagar dengan tulisan bahwasannya tanah tersebut belum dibebaskan, lengkap dengan nama pemilik tanah.
Sebagian lahan yang belum dibebaskan untuk pengembangan Bandara Syamsudin Noor, Banjarbaru, Rabu (11/11/2015). (Banjarmasin Post/Ratino Taufik)
Asep Abdurahman (56), salah satu warga yang saat ini memilih bertahan menempati rumahnya, mengungkapkan, akan tetap bertahan hingga ada kepastian terkait masalah harga pembebasan tanah.
"Setelah groundbreaking kami selalu proaktif untuk menanyakan masalah ini ke Pemko Banjarbaru maupun kepada pihak-pihak terkait lainnya. Tapi tidak ada tanggapan," ujarnya saat ditemui di rumahnya, Rabu (11/11/2015).
Dikatakannya, dirinya dan warga lainnya yang belum sepakat dengan harga pembebasan tanah, sama sekali tidak bermaksud menghambat terlaksananya pembangunan bandara.
"Kami menginginkan pengukuran ulang dan harga tanah dinaikkan sesuai kondisi saat ini. Karena proses ini sudah berjalan selama lima tahun. Tentunya harga jual tanah juga sudah berbeda. Jangan sampai setelah pindah dari sini kami malah terpuruk. Karena seperti yang sudah-sudah, banyak yang tidak bisa berbuat apa-apa," ungkapnya.(*)