Laporan Wartawan Surya Wiwit Purwanto dan Videografer Ahmad Zaimul
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Padu padan kain tradisional masih menjadi bahan inspirasi sekaligus ciri khas bagi desainer Ayok Dwipancara, untuk membuat busana resmi pengantin tradisional yang anggun dan elegan.
Modifikasi baju penganti ini, kata Ayok, karena melihat kebanyakkan kebaya selalu dipadukan dengan kain batik untuk bawahannya.
Nah dari sinilah muncul ide untuk memodifikasi kain songket dan kebaya untuk menjadi busana pengantin yang beda dengan busana pengantin yang sudah ada.
Tak heran jika ide ini muncul lantaran desainer asal Surabaya memang dikenal senang dengan kreasi berbagai kain nusantara, hingga muncul ide untuk mencoba kain songket dijadikan sebagai bawahan untuk kebaya.
Dari beberapa memadu padankan kain tradisional, kali ini kebaya yang dirancang Ayok merupakan kebaya khas dari Yogya dan Solo yang kerap dikenakan saat acara upacara pernikahan.
“Kreasi ini sengaja keluar dari pakem agar bisa tampil beda,” ujarnya.
Namun Ayok mengatakan jika kreasi ini kembali kepada selera masing masing.
Bagi mereka yang suka dengan kian batik kreasi ini tentunya sangat menarik untuk dicoba.
Kain songket, kata desainer yang kebayanya sering digunakan artis ibu kota, ditambahkan sebagai bawahan busana kebaya dari pengantin Solo.
Lazimnya, kata Ayok, selama ini pengantin Solo putri selalu menggunakan kain batik.
Pada kreasinya kali ini, Ayok sengaja keluar pakem dan membuat beda dengan menggunakan kain asal Sumatra untuk membuta sentuhan lintas budaya yang menarik.
Agar terlihat anggun, di bagian bawah juga dibuat sedikit bertumpuk dengan bahan lain seperti lace dan brokat, selain nuansa lebih glamor juga lebih muncul.
Sedang untuk atasannya, Ayok mendesain dengan gaya kebaya kutu baru atau sering dikenal juga dengan sebutan kebaya gaya Kartinian, yakni model ada sedekit sekat pada bagian tengah yang lebih pendek, kemudian di sisi kanan kirinya lebih panjang.
Sementara busana lainnya yang dirancang Ayok adalah busana pengantin putri dengan ciri khas Yogya, seperti yang dikenakan model dengan warna bludru hijau botol alias hijau tua.
Untuk kreasi yang satu ini Ayok terinspirasi dari kecantikan burung merak, hingga meneruskan idenya tersebut menjadi sebuah busana pengantin yang menarik.
Pada rancangan ini kecantikan burung merak diaplikasikan Ayok lewat bagian ekor busana ini yang memiliki panjang sekitar 1,25 meter seolah mirip ekor merak.
Sementara untuk potongan bagian bawahan, Ayok juga membuatnya tak lazim dan berbeda dari kebanyakan desain kebaya.
Biasanya pada potongan bagian bawahan ini lebih rapat dan membentuk kaki namun untuk busana ini Ayok justru membuatnya lebih longgar dengan desain rok sedikit melebar.
Untuk motif Ayok tidak banyak berubah, kekhasannya masih kental dengna tetap menggunakan motif sulur dan gaya glamor sesuai dengan ciri khas desainnya selama ini. (*)